SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kesadaran masyarakat terhadap program bayi tabung (IVF) semakin meningkat, yang turut berkontribusi pada peningkatan siklus IVF di Morula Surabaya hingga 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Terkait itu, pada tanggal 16 Februari 2025 di adakannya morula talkshow kesuburan, bersama dengan dr. Benediktus Arifin dan dr. Jimmy Yanuar Annas. Serta Kelas Memasak Sehat bersama Chef Ken santoso
Dokter Benediktus Arifin menilai bahwa edukasi yang semakin luas dan akses yang lebih mudah membuat banyak pasangan tidak lagi menganggap IVF sebagai proses yang rumit atau sulit dijangkau.
“Saya mendukung acara-acara yang menyebarkan informasi kepada masyarakat dan komunitas tentang IVF. Masih banyak masyarakat yang menganggap IVF hanya bisa dilakukan di luar negeri, seperti Amerika Serikat," katanya.
"Mereka mengira teknologi kita tertinggal. Padahal, Indonesia sudah memiliki teknologi canggih dengan angka keberhasilan yang baik. Biaya juga lebih terjangkau dibandingkan ke luar negeri yang memerlukan biaya transportasi dan akomodasi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Mikropenis dan Ganggungan Kesuburan pada Pria Bukan Dipicu BPA, Begini Hasil Penelitian Para Ahli!
Berdasarkan data, Morula Surabaya mencatatkan 1.000 siklus IVF pada tahun sebelumnya dengan tingkat keberhasilan rata-rata 62%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan standar global yang berkisar 35-40 persen.
Dr Benediktus Arifin menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung, di antaranya akses informasi yang lebih baik, teknologi yang semakin maju, serta obat-obatan yang mendukung program bayi tabung.
“Morula Surabaya dan Jakarta telah mendapatkan akreditasi dari lembaga internasional asal Australia, yang juga mengakreditasi klinik di Singapura, Malaysia, dan negara lainnya. Salah satu alasan keberhasilan program bayi tabung meningkat adalah karena masyarakat lebih sadar dan tidak datang dalam kondisi yang sudah terlambat,” jelasnya.
Benediktus Arifin menjelaskan pentingnya edukasi dan akses informasi mengenai program bayi tabung, membantu pasangan memahami bayi tabung dengan lebih baik -Munawaroh-Harian Disway
BACA JUGA: Populasi Jepang Makin Kritis, Angka Kesuburan di Titik Terendah
Namun, masih ada pasien yang terlambat datang untuk mendapatkan penanganan. Dr Jimmy Yanuar Annas menekankan bahwa usia sangat berpengaruh terhadap kesuburan, terutama cadangan sel telur. Usia optimal wanita untuk hamil adalah sebelum 30 tahun.
Setelah 30-35 tahun, penurunannya masih landai, tetapi setelah 35 tahun ke atas, penurunannya lebih cepat. "Begitu ada indikasi bayi tabung, sebaiknya segera dilakukan karena semakin menunda, dosis obat yang digunakan lebih tinggi, jumlah sel telur yang diperoleh lebih sedikit, dan tingkat keberhasilan ikut menurun,” jelas dr. Jimmy.
Di Indonesia, rata-rata pasangan menunda kehamilan hingga 10 tahun, yang bisa berdampak pada kesuburan. Oleh karena itu, acara seperti Morula Fertility Bootcamp bertujuan untuk memberikan informasi kepada pasangan agar segera berkonsultasi dan mendapatkan solusi yang tepat tanpa tertunda.
BACA JUGA: TBC Mempengaruhi Kesuburan? Ini Faktanya!