Di seluruh London waktu itu, stasiun kereta bawah tanah kebanjiran, rumah sakit tutup, dan lebih dari 1.000 rumah terendam. Karena banjir makin sering terjadi akibat pemanasan global, kini ada risiko nyata bahwa London dapat mengalami peningkatan kerusakan yang jauh lebih besar akibat banjir.
Satgas tersebut sebelumnya menyampaikan laporannya kepada Dewan London, sebuah kelompok lintas partai yang mewakili 32 distrik di Kota London.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dampak terburuk banjir terlihat di wilayah utara dan timur kota. Ditambahkan, tidak jelas ”apakah penduduk di wilayah berisiko memahami tingkat risiko yang kini mereka hadapi dan bagaimana cara menanggapinya?”
Hal itu disoroti Bob Ward, wakil ketua London Climate Change Partnership. ”Kini ada risiko nyata orang-orang tenggelam, khususnya di flat bawah tanah jika banjir bandang besar terjadi di tengah malam,” katanya kepada Observer.
”Masalah ini sangat mengkhawatirkan karena kita tidak tahu berapa banyak orang yang tinggal di flat bawah tanah di London.”
Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa ”London memiliki area permukaan kedap air yang terus bertambah dan pada dasarnya masih bergantung pada sistem drainase Victoria yang tidak dirancang untuk mengatasi populasi kota saat ini dan yang diperkirakan akan bertambah di masa mendatang.”
Laporan tersebut menyoroti fakta bahwa tidak ada satu pun organisasi yang bertanggung jawab untuk mengatasi banjir air permukaan di London. Tidak ada cukup dana untuk mengelola risiko dan kurangnya pemahaman tentang risiko yang ditimbulkan banjir air permukaan.
Perbaikan besar di semua area itu sangat dibutuhkan jika kota tersebut ingin mengatasi banjir serius pada masa mendatang.
Padahal, London punya bendungan terbesar sedunia. Namanya Thames Barrier. Bendungan di Sungai Thames.
Dikutip dari laman resmi Gov UK, 25 April 2014, Bendungan Thames dioperasikan sebulan sekali. Untuk keperluan perawatan dan pengujian. Perincian penutupan yang direncanakan terjadwal tertib. Kecuali kondisi darurat seperti mendadak banjir.
Bendungan membentang 520 meter melintasi Sungai Thames dekat Woolwich.
Melindungi 125 kilometer persegi wilayah pusat kota London dari banjir yang disebabkan gelombang pasang laut.
Bendungan punya 10 gerbang baja yang dapat dinaikkan ke posisi yang tepat di seberang Sungai Thames. Saat dinaikkan, gerbang utama berdiri setinggi gedung lima lantai dan selebar bukaan Tower Bridge. Setiap gerbang utama berbobot 3.300 ton.
Katup raksasa bendungan ditutup saat badai melanda untuk melindungi London dari banjir dari laut. Tapi, kenyataannya, London tetap bisa banjir.
Tentu, contoh kondisi London itu bukan pemaaf buat pejabat daerah di Indonesia yang tidak mampu mengatasi banjir. Sebab, banjir London akibat perubahan iklim. Di Jabodetabek langganan banjir setiap musim hujan. Pejabatnya tinggal mengungsi ke hotel. (*)