HARIAN DISWAY - Setiap kali bulan Ramadan tiba, berbagai perlombaan keagamaan kembali marak. Dari tilawah Al-Qur'an, cerdas cermat Islami, hingga dakwah kreatif, semua menjadi bagian dari tradisi tahunan yang meriah.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup anak muda, muncul pertanyaan: masihkah mereka antusias mengikuti ajang semacam ini?
Ramadan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam. Selain ibadah puasa, banyak kegiatan lain yang memperkaya pengalaman spiritual, salah satunya adalah lomba-lomba keagamaan. Di berbagai sekolah, pesantren, hingga komunitas, kegiatan semacam ini sudah menjadi bagian dari rutinitas tahunan.
BACA JUGA: Sahur Kesiangan: Sahkah Puasa Ramadan Tanpa Makan Sahur?
Dulunya, kompetisi ini identik dengan suasana yang penuh semangat. Anak-anak dan remaja berlomba-lomba menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Lomba adzan, hafalan Al-Qur'an, hingga pidato keagamaan menjadi ajang bagi mereka untuk mengasah keterampilan sekaligus memperdalam pemahaman agama.
Bagi sebagian peserta, kemenangan bukan sekadar prestasi, tetapi juga kebanggaan yang bisa mereka bawa ke lingkungan masing-masing.
BACA JUGA: Hal yang Makruh dan yang Membatalkan Puasa Selama Ramadan
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tren ini tampaknya mengalami pergeseran. Jika dulu lomba-lomba keagamaan selalu ramai peserta, kini tidak sedikit yang kesulitan menjaring anak muda untuk ikut serta. Perubahan ini tentu bukan tanpa sebab.
Anak-anak bersaing penuh semangat dalam lomba tilawah Al-Qur'an, mengasah kemampuan dan menumbuhkan kecintaan terhadap kitab suci. -Huda Alsyrawan-Pinterest
Pertama, perkembangan teknologi dan media sosial telah mengubah cara anak muda mengakses dan mempelajari agama. Mereka kini lebih banyak belajar melalui platform digital seperti YouTube, Instagram, atau podcast Islami dibanding mengikuti lomba-lomba konvensional. Hal ini membuat ajang kompetisi keagamaan terasa kurang menarik bagi sebagian generasi muda.
Kedua, kesibukan akademik dan berbagai pilihan aktivitas di luar sekolah juga menjadi faktor yang memengaruhi minat mereka.
BACA JUGA: 5 Hikmah Puasa Ramadan dalam Meningkatkan Kualitas Hidup
Banyak anak muda kini lebih fokus pada kegiatan yang dianggap lebih relevan dengan masa depan mereka, seperti kursus keterampilan, organisasi sosial, atau bahkan membangun karier digital.
Meski mengalami tantangan, bukan berarti lomba-lomba keagamaan kehilangan tempat sepenuhnya. Beberapa penyelenggara mulai berinovasi agar kegiatan ini tetap relevan dengan minat anak muda.