Nyepi di Bali: Pulau Hening Sehari, Pecalang Jaga Tradisi Sakral

Sabtu 29-03-2025,13:25 WIB
Reporter : Michael Fredy Yacob
Editor : Doan Widhiandono

Sehari sebelum Nyepi, masyarakat Bali mengadakan upacara pawai Ogoh-Ogoh. Dalam ritual itu, berbagai patung raksasa berbentuk makhluk mitologi diarak keliling desa dan kemudian dibakar sebagai simbol pembersihan diri dari roh jahat. Setelah ritual tersebut, suasana berubah drastis, berganti dengan keheningan total.


Petugas keamanan lokal dan petugas keamanan bandara berpatroli di dalam Bandara Internasional Ngurah Rai saat Hari Raya Nyepi di Tuban, pulau resor Bali, Indonesia, pada 29 Maret 2025.-SONNY TUMBELAKA / AFP-

“Ini adalah waktu di mana masyarakat benar-benar diam di rumah tanpa ada aktivitas. Mereka merenung, mencari kejernihan pikiran, dan mengambil jeda dari rutinitas,” tambah Kamajaya.

Meskipun dunia modern semakin terhubung dengan teknologi, masyarakat Bali tetap menantikan Nyepi dengan antusias. “Banyak warga yang merasa lega karena mereka bisa beristirahat sejenak dari tuntutan pekerjaan dan hiruk-pikuk kehidupan,” katanya.

BACA JUGA: Mengenal Upacara Melasti, Tradisi Menjelang Nyepi

Efek Positif Bagi Alam dan Lingkungan

Tak hanya memberikan ketenangan batin, Nyepi juga membawa dampak positif bagi lingkungan. Dengan berhentinya aktivitas kendaraan dan industri, tingkat polusi udara di Bali menurun drastis. Malam hari terasa lebih sejuk dan bintang-bintang tampak lebih jelas di langit.


Seorang petugas keamanan lokal berdiri di depan Bandara Internasional Ngurah Rai saat Hari Raya Nyepi di Tuban, pulau resor Bali, Indonesia, pada 29 Maret 2025.-SONNY TUMBELAKA / AFP-

“Tidak ada polusi udara karena semua aktivitas berhenti. Ini jelas meningkatkan harmoni antara manusia dan alam,” kata Seputra.

Wisatawan dan Nyepi: Menghormati Tradisi Lokal

Sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di dunia, Bali memiliki ribuan turis yang mungkin belum familiar dengan Nyepi. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai peraturan selama Nyepi sangat penting. Pemerintah daerah dan hotel-hotel di Bali melakukan edukasi kepada wisatawan agar mereka memahami dan menghormati hari suci tersebut.

BACA JUGA: Kemenhub Imbau Masyarakat Antisipasi Penutupan Transportasi di Bali Saat Nyepi 2025

Dalam beberapa tahun terakhir, masih ada beberapa turis yang mencoba keluar dari hotel mereka selama Nyepi. Namun, mereka yang melanggar aturan bisa menghadapi sanksi. Termasuk deportasi bagi wisatawan asing.

“Semua komunitas dan agama yang ada di Bali harus diberi pemahaman tentang Nyepi agar hari ini bisa dijalankan dengan baik,” kata Seputra.

Nyepi adalah tradisi unik yang hanya dimiliki oleh Bali. Bagi masyarakat setempat, hari ini bukan sekadar larangan aktivitas, melainkan momentum untuk kembali kepada keseimbangan diri dan alam.

“Bali hanya punya satu Nyepi, dan ini adalah warisan yang harus dijaga,” ucap Seputra. (*)

Kategori :