Tarif Resiprokal ala Trump: Senja Kala Era Perdagangan Bebas?

Sabtu 12-04-2025,22:48 WIB
Oleh: Sukarijanto*

Trump mengeklaim, tarif resiprokal itu bisa mewujudkan impian Make America Wealthy Again.

Implementasi tarif resiprokal ala Trump itu, dinilai banyak ekonom, telah menjungkirbalikkan prinsip dan tatanan perdagangan bebas serta meruntuhkan optimisme globalisasi yang menuntut dijunjungnya etika berdagang secara fair. 

Dunia dipaksa mundur ke era proteksionisme ekstrem. Yakni, kekuatan ekonomi negara besar mendikte arah dan ritme perdagangan bebas yang sebelumnya dibangun sesuai prinsip egaliter. 

BACA JUGA:Trump Tunda Kenaikan Tarif untuk 75 Negara, tapi Tiongkok Justru Dihantam 125 Persen

BACA JUGA:Trump Naikkan Tarif Tiongkok jadi 125 Persen, Tunda Pemberlakuan Tarif untuk Negara Lain

Pertanyaannya, apakah teori ekonomi masih relevan dan mampu menjelaskan realitas yang terjadi saat ini, ketika praktik-praktik liberalisasi perdagangan digerakkan oleh ketidakpastian, populisme, dan retorika yang chauvinistik?

Selama ratusan tahun, teori ekonomi berkembang sebagai metode ilmiah untuk memahami dan mengatur perilaku pasar. 

Dari Adam Smith dengan teori invisible hand-nya, David Ricardo dengan teori keunggulan komparatif, hingga para ekonom modern yang memformulasikan model-model perdagangan bebas. 

BACA JUGA:Khofifah Kumpulkan Anggota Apindo Jatim, Bahas Strategi Hadapi Gempuran Tarif Trump

BACA JUGA:Badai Tarif Trump, Strategi Geopolitik atau Gertakan Dagang?

Semuanya berkeyakinan pada satu hal bahwa pasar akan bekerja lebih efisien bila diberi kebebasan.

TANGGUNG JAWAB HISTORIS 

Terlepas dari aspek kontroversinya, Trump mewariskan sejumlah kebijakan ekonomi yang melahirkan sebuah istilah, yakni trumponomics

Menurut Investopedia, trumponomics adalah istilah yang merujuk pada kebijakan ekonomi Donald Trump selama menjabat presiden dengan melibatkan berbagai prinsip dan tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan tertentu. 

Misalnya, meningkatkan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan impor luar negeri, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melindungi pekerja AS. Fokus utama trumponomics adalah deregulasi, pemotongan pajak, proteksionisme, dan kebijakan perdagangan yang agresif. 

BACA JUGA:Pasar Saham Dunia Kembali Anjlok Akibat Lonjakan Tarif AS terhadap Tiongkok

Kategori :