Alasan Seseorang Lebih Mudah Marah dengan Keluarga Dibandingkan Orang Lain

Selasa 15-04-2025,12:30 WIB
Reporter : Angelica Sanjaya*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

BACA JUGA:Mengintip Rahasia Parenting Ala Jepang yang Membantu Anak Tumbuh Menjadi Disiplin dan Tertib

Selain itu, banyak orang secara tidak sadar mengulang peran emosional. Seperti menjadi “korban” atau “penyelamat” yang pernah mereka jalani pada masa kecil. Sehingga menciptakan pola konflik yang berulang.

Strategi Mengelola Kemarahan dalam Keluarga

Meskipun kemarahan adalah emosi yang wajar, penting untuk mengelolanya dengan bijak. Demi menjaga keharmonisan keluarga. Beberapa teknik yang bisa diterapkan antara lain:

- Kesadaran diri: Mengenali pemicu dan tanda-tanda awal kemarahan.

BACA JUGA:5 Kiat Parenting Tionghoa, Efektif Mendidik Anak Mandiri dan Sukses

- Melakukan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, visualisasi, atau relaksasi otot.

- Time-out: Mengambil jeda saat emosi memuncak untuk menenangkan diri.

- Komunikasi asertif atau menyampaikan perasaan tanpa menyalahkan.

BACA JUGA:Anak Mulai Masuk Fase Remaja, Apa Saja Langkah Parenting Yang Harus Dilakukan?

- Restrukturisasi kognitif: Mengubah cara berpikir yang negatif atau irasional.

- Lakukan aktivitas fisik dan humor untuk melepaskan ketegangan secara sehat.

- Menetapkan batasan yang sehat: Melindungi ruang pribadi dalam hubungan.

BACA JUGA:Gandeng Pakar Psikologi, GMBU Surabaya Bahas Smart Parenting

- Memaafkan dan melepaskan dendam demi kesehatan emosional jangka panjang.

- Mencari bantuan profesional. Lakukan konseling atau terapi keluarga bila diperlukan.

Kemarahan dalam hubungan keluarga bukanlah tanda kegagalan. Melainkan sinyal bahwa ada emosi dan kebutuhan yang perlu dipahami lebih dalam.

Kategori :