Ketika Media 'Mengadili' Profesi Dokter, Efek Buruk Generalisasi di Era Sensasi Berita

Senin 21-04-2025,20:35 WIB
Oleh: Hisnindarsyah*

Sehingga, kesehatan yang semestinya dapat dilakukan dengan asas etika dan manusiawi beralih pada kapitalisasi dan industrialisasi kesehatan.

Framing negatif terhadap dokter juga dapat memengaruhi akses masyarakat terhadap perawatan kesehatan. Apakah kita menyadari bahwa ketakutan kolektif semacam ini dapat membuat masyarakat enggan mencari pertolongan medis?

Apakah kita siap menerima konsekuensi dari ketidakseimbangan informasi yang kita sebarkan? Jika masyarakat tidak percaya terhadap dokter, mereka bisa beralih pada layanan kesehatan lain yang belum terpercaya dan tidak ilmiah. Sehingga, perawatan yang didapatkan menjadi tidak tepat dan kesehatan mereka memburuk.

Yang tak kalah pentingnya, framing itu tentu saja berpengaruh pada kesehatan mental para dokter dan petugas medis lainnya. Dokter yang tidak ikut terlibat dalam kasus pelecehan pun menjadi terdampak stigma negatif. Mereka ikut mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan depresi akibat tekanan publik dan lingkungan kerjanya.

Untuk mengatasi framing negatif terhadap profesi dokter, perlu dilakukan beberapa langkah. Yaitu: perbaikan sistem kesehatan yang lebih baik, peningkatan pengawasan yang lebih ketat, serta peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, terutama tentang aspek hukum dan etika profesi.

Selain itu, diperlukan ketegasan dan keterbukaan dari institusi medis—Rumah Sakit, Organisasi Profesi, serta Kementerian Kesehatan—dalam transparansi proses hukum, serta menegaskan bahwa tidak ada toleransi terhadap pelanggaran norma, apalagi kasus pelecehan seksual.

Untuk mengatasi framing negatif ini, juga diperlukan upaya membangun literasi publik. Misalnya, dengan mengedukasi masyarakat bahwa kesalahan satu-dua orang tidak bisa mencerminkan kesalahan keseluruhan profesi. Edukasi tentang hak-hak pasien, prosedur pemeriksaan yang sehat dan profesional, serta jaminan keamanan privasi pasien.

BACA JUGA:Kasus Pelecehan Seksual Dokter di Malang Dilaporkan Polisi

BACA JUGA:Dugaan Pelecehan Dokter Juga Terjadi di Malang, Ini Kronologinya

Media dan masyarakat perlu berhati-hati dalam membingkai kasus-kasus sensitif seperti ini. Penting untuk menjaga asas praduga tak bersalah hingga ada putusan hukum yang berkekuatan tetap. Selain itu, pemberitaan harus berimbang, memberikan ruang bagi proses hukum berjalan tanpa tekanan opini publik yang berlebihan.

Kasus tragis seperti ini tidak boleh menjadi alat politik untuk menggiring kebencian terhadap profesi dokter. Apabila dibiarkan, hal ini dapat menimbulkan tragedi kolektif, yaitu profesi mulia yang semestinya menyembuhkan justru dilumpuhkan.

Memulihkan kepercayaan publik atas aneka stigma akibat framing negatif bukanlah tugas dokter saja, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menyajikan konten yang berimbang dan tidak terjebak pada generalisasi profesi.

Dengan memperbaiki sistem dan membangun kepercayaan, maka sejatinya kita telah berperan dalam menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik dan manusiawi.

*) Penulis adalah Dosen, Doktor, dan Dokter Spesialis, serta Penulis 12 Buku.

Kategori :