Betah Menonton Lama tapi Cepat Lelah saat Membaca, Mengapa?

Rabu 14-05-2025,16:30 WIB
Reporter : Adinda Septia Salsabillah*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Dalam keseharian yang serba digital, tak jarang kita mampu menonton serial atau video tanpa jeda selama berjam-jam. Namun, ketika dihadapkan pada sebuah buku, bahkan lima halaman saja sering kali terasa berat karena kita cenderung memilih sesuatu yang tampak lebih menyenangkan untuk dilihat.

Fenomena ini bukan sekadar persoalan minat, tetapi berkaitan dengan bagaimana otak dan kebiasaan kita bekerja di tengah arus informasi yang cepat. Menonton memberikan rangsangan visual dan audio secara langsung, sehingga otak tak perlu berusaha keras untuk memahami isi cerita.

Semua sudah tersaji secara instan mulai dari gambar, suara, emosi, dan konflik agar langsung dapat ditangkap. Hal inil yang membuat kegiatan menonton terasa ringan dan menyenangkan tanpa memerlukan banyak energi mental.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Buku Motivasi yang Bisa Mengubah Cara Pandang Hidup

Saat membaca buku, kita harus menerjemahkan kata-kata menjadi gambaran dalam pikiran, menafsirkan makna, dan mengikuti alur cerita dengan aktif. Proses inilah yang menuntut konsentrasi lebih tinggi, sehingga sering terasa lebih melelahkan terutama jika dilakukan dalam situasi yang penuh gangguan.

Selain itu, kebiasaan kita yang terbentuk oleh teknologi turut memengaruhi cara kita menyerap informasi. Dunia digital menawarkan kemudahan dan kecepatan, sementara membaca menuntut kesabaran dan ketekunan.

Dalam budaya yang menghargai efisiensi dan hasil instan, membaca buku kerap dianggap lambat atau kurang praktis. Peran algoritma dalam media digital juga tidak bisa diabaikan begitu saja.

BACA JUGA:10 Rekomendasi Aplikasi dan Situs Baca Buku Online Gratis

Media sosial akan membuat kita merasa ingin terus-menerus menonton dengan adanya algoritma yang tidak kita sadari. -Tarun Booster-Pinterest

Platform video dirancang untuk terus menarik perhatian kita dengan konten yang disusun secara berurutan dan fitur putar otomatis. Hal ini memudahkan kita untuk terus menonton tanpa sadar waktu berlalu sedangkan buku tidak memiliki sistem semacam itu.

Namun, bukan berarti membaca sudah tidak relevan dengan zaman. Banyak orang masih menyukai aktivitas membaca, hanya saja waktu dan energinya terserap oleh hal-hal lain. Membaca kalah bersaing bukan karena kurang menarik.

Tetapi karena tidak mampu bersaing dalam kecepatan yang diberikan oleh media visual. Selain itu, ada juga faktor psikologis yang membuat membaca terasa berat.

BACA JUGA: Buku yang Wajib Dibaca di 2025: Pilihan Fiksi dan Non-Fiksi untuk Memperkaya Diri

Sebagian orang merasa tidak cukup cepat atau tidak memahami isi buku dengan baik, sehingga akhirnya menyerah sebelum selesai. Padahal, tidak ada standar tunggal dalam membaca karena setiap orang punya kecepatan dan kenyamanan masing-masing.

Membaca menawarkan banyak manfaat untuk kita dalam jangka panjang yang tidak selalu langsung terasa. Ia memperkaya wawasan, melatih empati, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Kategori :