"Di batuan atau tanah yang lebih keras, perambatan gelombang gempa, kalau nembus benda yang keras, dia akan diredam. Begitu lolos, keluar ke yang longgar. Begitu bertemu yang keras lagi, dia diredam lagi. Lewat lunak lagi, dia guncang lagi. Jadi seperti itu," tambahnya.
Dwikorita meminta semua pihak, terutama Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
BACA JUGA: Gempa Megathrust Ancam Wilayah Indonesia, Pakar Geologi ITS Beri Saran Ini
Dia menekankan pentingnya kesiapan struktur bangunan di Jakarta.
"Sehingga pertanyaannya, sudah siapkah bangunan-bangunan gedung di Jakarta, di tanah-tanah lunak itu. Nah, kami sudah pernah menyampaikan ke Kementerian PU, dan juga ke pemerintah provinsi, perlunya adanya inspeksi, meyakinkan bangunan-bangunan hunian yang towernya tinggi-tinggi itu, dipastikan sudah siap untuk menghadapi guncangan yang menguat," ujarnya lagi.
BMKG berharap semua pihak menindaklanjuti imbauan ini dengans serius. Pemerintah diminta memastikan kesiapan infrastruktur agar risiko bencana bisa ditekan.
*) Mahasiswa Magang dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya