Saatnya Kita Bicara Emas dan Freeport

Rabu 30-04-2025,20:24 WIB
Oleh: Farid Makruf*

Namun, karena emas hanya ikut ”terbawa” dalam bijih tembaga, jumlahnya bergantung pada kadar mineral dalam bijih serta efisiensi proses flotasi serta pemurnian. 

BERKENALAN DENGAN SI ”KUCING LIAR”

Sejak penghujung tahun lalu, tambang Grasberg oleh PTFI mengandalkan metode block caving (disebut Grasberg Block Cave/GBC). Yakni, teknik efisien untuk menambang bijih dalam volume besar. 

Prosesnya dimulai dengan memotong bagian bawah blok bijih besar, memungkinkan bijih tersebut runtuh secara alami karena gravitasinya sendiri. Setelah runtuh, bijih dikumpulkan melalui titik-titik pengambilan, kemudian dihancurkan dan diangkut ke pabrik pengolahan melalui sistem konveyor. 

Ada beberapa tambang bawah tanah utama yang beroperasi di wilayah Grasberg, selain metode Grasberg Block Cave (GBC) untuk mengekstraksi bijih. 

Tambang tersebut adalah Deep Mill Level Zone (DMLZ) yang juga menerapkan teknik block caving untuk produksi bijih, Big Gossan yang menggunakan metode blast hole stoping dengan pengisian kembali (backfill) yang tertunda. Serta, yang terbaru dan akan beroperasi pada 2028 adalah tambang Kucing Liar.

Kucing Liar ”lahir” terutama karena umur ekonomis tambang GBC yang diperkirakan akan berakhir dalam dua dekade ke depan. Tambang Kucing Liar merupakan tambang bawah tanah baru, terletak di sebelah barat daya tambang Grasberg, dirancang untuk menjadi generasi lanjutan setelah GBC dan DMLZ. 

Kapasitas bijih harian Kucing Liar diperkirakan mampu menghasilkan hingga 90.000 ton per hari. Sebab, cadangan bijih dalam perut Kucing Liar diperkirakan lebih dari 1 miliar ton. 

Metode penambangan yang akan digunakan oleh tambang yang diyakini sebagai salah satu potensi strategis jangka panjang Freeport itu diperkirakan juga akan memakai teknik block caving.

Kabar baik di setiap kenaikan harga emas global pada umumnya, yakni memberi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dan pendapatan negara. Meski tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan stabilitas produksi dan memenuhi permintaan domestik serta internasional. 

Untuk kebutuhan domestik, jumlah emas yang diperkirakan akan dipasok PTFI ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada tahun 2025 –mungkin sulit bagi kita membayangkan wujudnya– adalah sebesar 24 hingga 28 ton emas. 

Ya, sebanyak itu. Pada Februari 2025, PTFI telah melakukan pengiriman pertama sebesar 125 kg emas kepada Antam. Bagaimana, masih belum bahagia karena kita punya PTFI?

KONTRIBUSI TAMBANG EMAS BAGI NEGARA

Lebih dari 1,5 abad lalu, tepatnya pada 1848–1855, dunia dilanda Demam Emas. Gegara bocor ke publik, lokasi sumber emas yang sedianya akan dirahasiakan penemunya, yakni James W. Marshall, malah menjadi ”ladang gula dirubung semut”. 

Ya, lokasi sumber emas di Sutter’s Mill di Coloma, California, membuat  ratusan ribu manusia pindah ke California. Sekitar 300.000 orang dari sekujur Amerika Serikat –bahkan dari bangsa-bangsa dari luar benua, yakni Amerika Selatan, Eropa, Australia, dan Tiongkok– ”hijrah” ke California untuk mendulang emas. 

Padahal, teknologi awalnya masih manual alias dengan  ”mengayak” pasir sungai menggunakan  sejenis nampan. Nyatanya, ekonomi AS malah tumbuh pesat. 

Kategori :