Lengkap sudah peran interaksionisme simbolis yang dimainkan di Istana Negara.
Sekarang Jokowi bermain sebagai bos yang masih berkuasa. Anak buahnya dengan sukarela datang kepada si bos dan meminta petunjuk dan nasihatnya.
Bos baru dan bos lama masih dalam suasana bulan madu. Tapi, bos baru terlihat terus melakukan konsolidasi kekuasaan. Pada saatnya nanti bos baru pasti tidak mau lagi ada bos yang menjadi pesaingnya.
Pada saatnya ia akan bertindak sehingga bos baru menjadi ”the real and the only boss”. (*)