Bom Cinta di Majalengka

Selasa 06-05-2025,05:33 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Dikutip dari Verywell Mind, 19 September 2024, berjudul 7 Signs You’re Being Emotionally Manipulated in Your Relationship karya Sheri Stritof, diungkapkan hubungan asmara beracun. 

Asmara beracun berarti satu di antara pasangan memanipulasi lainnya. Manipulasi berarti pelaku mendistorsi mental dan mengeksploitasi emosional pasangannya. Tujuannya, pelaku pegang kendali agar mendapatkan keinginannya. Bisa pria terhadap wanita atau sebaliknya. 

Seseorang yang memanipulasi pasangan berarti pelaku paham kelemahan korban. Sekali memanipulasi, pelaku akan terus-menerus memanipulasi. Sampai hubungan itu putus. Atau, sampai korban mengingatkan pelaku bahwa tindakannya menyakiti korban dan pelaku menyadari bahwa sikapnya salah, kemudian berubah.

Repotnya, sikap atau perilaku manipulatif awalnya sangat halus sehingga korban tidak merasa tertekan. Lama-lama tensi meningkat. Jika tidak dihentikan, manipulasi berubah jadi tindak kekerasan, bahkan pembunuhan.  

Ada enam tanda-tanda manipulasi. Terpenting ada dua: gaslighting dan bom cinta.

Gaslighting, pelaku berbohong kepada pasangan. Ia selalu menyalahkan pasangan atas berbagai hal kehidupan. Contoh kalimat pelaku, antara lain, ”Kamu sih, gila.” 

Atau, ketika pelaku melakukan sesuatu yang menyakiti pasangan, kemudian pasangan mengingatkan bahwa itu menyakiti hatinya, spontan pelaku berbohong dengan mengatakan, ”Ah... kamu terlalu sensi. Gitu aja sakit.”

Akibatnya, korban bingung. Timbul rasa, apakah korban memang terlalu sensi, bahkan gila? Ataukah pelaku yang berbohong dan manipulatif? Bingung, sehingga tidak percaya diri.

Pelaku gaslighting selalu menyangkal kesalahan yang mereka buat dan untuk menegaskan kendali atas pasangannya.

Pelaku gaslighting selalu berbohong dan balik menyerang pasangannya ketika ia memukul atau penyakiti hati pasangan yang tidak bersalah. Pelaku gaslighting mencintai pasangannya dengan bom cinta.  

Bom cinta: pelaku ”mengebom” pasangan dengan menunjukkan kasih sayang yang sangat besar di awal pacaran, kemudian berubah jadi penghinaan hanya dalam hitungan hari. Pengebom cinta memuji pasangan setinggi langit dalam satu tarikan napas, lalu berubah mengabaikan dan merendahkan pasangan pada tarikan napas berikutnya. Berubah cepat.

Tujuan utama pelaku love bomber adalah kontrol. Untuk menjebak pasangan agar bisa dikontrol pelaku secara ketat, kemudian dilanjut dengan tindak kekerasan, baik fisik maupun psikologis. 

Mengapa ada korban bertahan menjalin hubungan asmara dengan manipulator?

Jawabnya, mereka mungkin takut membela diri, meninggalkan pasangannya, atau sendirian. Mereka mungkin berjuang menyenangkan orang lain sebagai respons terhadap trauma. 

Mungkin mereka dulu (masa kanak-kanak) dibesarkan dalam rumah tangga di mana kebutuhan dan perasaan mereka diabaikan atau diremehkan ortu atau pengasuh. Mungkin, saat dewasa dan berhubungan asmara, mereka tidak punya dukungan sosial dari pihak keluarga (ortu).

Di kasus Amanda, mengherankan bahwa Varhan tidak berteriak minta tolong selama disekap dan pintu kamar dikunci dari luar. Berdasar pengakuan tersangka Amanda kepada polisi, bisa disimpulkan bahwa Varhan pasrah saja disekap tiga hari (tidak termasuk sehari ia menginap, sebelum pemukulan).

Kategori :

Terkait

Selasa 06-05-2025,05:33 WIB

Bom Cinta di Majalengka

Jumat 02-05-2025,09:46 WIB

Mayat Wanita Dicor di Wonogiri

Kamis 01-05-2025,04:33 WIB

Faktor U, Bunuh Pacar

Rabu 30-04-2025,21:20 WIB

Ini Problem Janda Pacaran