HARIAN DISWAY - Asap hitam mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Rabu, 7 Mei 2025 malam waktu Vatikan.
Asap tersebut menandakan para kardinal gagal memilih pemimpin baru Gereja Katolik dalam pemungutan suara pertama konklaf.
Mengutip laporan Vatican News, sekitar 45.000 orang telah berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk menyaksikan momen tersebut dengan penuh harap, tetapi harus tampaknya harus sabar sampai nama paus baru yang terpilih.
Asap muncul sekitar tiga jam setelah 133 kardinal pemilih dikunci di Kapel Sistina. Kepulan hitam itu langsung disambut dengan sorak kecewa dari para peziarah dan pengunjung yang berkumpul di alun-alun Vatikan.
Kerumunan di Lapangan Santo Petrus menunggu asap mengepul dari cerobong asap di Kapel Sistina saat konklaf untuk memilih Paus baru dimulai, pada 7 Mei 2025.--Stefano Rellandini / AFP
BACA JUGA:Asap Putih, Prediksi Online, dan Digitalisasi Vatikan: Umat Katolik Dunia Menyambut Konklaf
Para kardinal kini akan kembali ke wisma tamu Santa Marta, tempat mereka menginap selama pemilihan, sebelum melanjutkan pemungutan suara lagi pada Kamis, 8 Mei 2025.
Konklaf ini merupakan yang terbesar dan paling internasional dalam sejarah Gereja Katolik, dengan partisipasi kardinal dari lebih 70 negara.
Para kardinal dipanggil kembali ke Roma setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April, setelah 12 tahun memimpin sekitar 1,4 miliar umat Katolik di dunia.
BACA JUGA:Santa Marta dan Santa Marta Vecchia Jadi Pusat Akomodasi Konklaf Pemilihan Paus 2025
Dalam pemilihan ini, hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memberikan suara. Pemungutan suara akan dilakukan hingga salah satu kandidat memperoleh minimal dua pertiga suara, yakni 89 suara untuk dapat dinyatakan sebagai paus.
Prosesi konklaf dimulai dengan perarakan khidmat menuju Kapel Sistina. Di sana, para kardinal bersumpah untuk menjaga kerahasiaan proses pemilihan.
Setelah itu, para peserta non-pemilih diminta meninggalkan ruangan, yang ditandai dengan perintah "Extra omnes" sebelum pintu kapel ditutup rapat.
BACA JUGA:Sejarah Pemilihan Paus: Konklaf Terlama, Tertua, hingga yang Tercepat
Selama proses berlangsung, para kardinal dikunci di dalam kapel guna menghindari gangguan dari dunia luar.