Asap Putih, Prediksi Online, dan Digitalisasi Vatikan: Umat Katolik Dunia Menyambut Konklaf

CUITAN PERTAMA Paus Fransiskus setelah membuka akun media sosial Twitter (sekarang X), 17 Maret 2013.-GABRIEL BUOYS-AFP-
HIRUK pikuk pemilihan Paus baru kembali menggema dari pusat Gereja Katolik Roma. Selasa, 6 Mei 2025, para kardinal mulai memasuki akomodasi mereka di Vatikan. Tanda bahwa proses konklaf yang penuh kerahasiaan dan tradisi telah benar-benar dimulai. Hari ini. 7 Mei 2025.
Konklaf kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah. Yang terlibat mencapai 133 kardinal pemilih dari 70 negara dan lima benua. Karena itu, pemilihan Paus sekarang juga yang paling internasional.
Para kardinal biasanya menginap di Wisma Santa Marta (Domus Sanctae Martha). Wisma itu cukup nyaman. Lengkap dengan kamar mandi dalam dan layanan ala hotel.
Namun, karena jumlah kardinal melampaui kapasitas, sebagian harus menempati Santa Marta Vecchia. Bangunan tersebut terletak di sebelah Wisma Santa Marta. Biasanya digunakan untuk pejabat Vatikan.
BACA JUGA:Jelang Konklaf: Antara Polarisasi Gereja dan Krisis Iman
BACA JUGA:Vatikan Putus Sinyal Telepon di Seluruh Wilayah Selama Konklaf Berlangsung
Kamar-kamar dibagi berdasar undian. Kardinal hanya boleh mengaksesnya setelah misa Rabu pagi sebelum pemungutan suara dimulai di Kapel Sistina.
Sejak wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu, para kardinal telah mengadakan pertemuan hampir setiap hari. Mereka membahas berbagai topik. Misalnya, keuangan Vatikan, skandal pelecehan seksual, persatuan Gereja, hingga profil pemimpin selanjutnya.
“Kami datang dari begitu banyak negara. Banyak dari kami bahkan belum pernah saling bertemu. Akhirnya kami bisa saling mengenal,” ujar Jean-Paul Vesco, Kardinal asal Prancis-Aljazair kepada Corriere della Sera. Ia menyebut, setidaknya ada lima atau enam kandidat potensial.
“Ada mereka yang disebut kandidat ‘alami’ yang sudah dikenal karena peran dan kepribadian mereka. Lalu ada juga yang ketika berbicara membuat Anda berpikir, ‘Wah, ia sungguh kuat’,” katanya.
USKUP AGUNG New York Timothy Dolan melambai kepada umat setelah memimpin misa untuk mendiang Paus Fransiskus di Katedral St Patrick, New York, 22 April 2025.-KENA BETANCUR-AFP-
“Namun belum ada yang benar-benar ‘mengungguli’ yang lain. Belum ada yang membuat yang membuat Anda yakin bahwa dialah orangnya. Tapi itu akan terjadi,” tambah Vesco.
Paus Fransiskus, reformis energik dari Buenos Aires, membuka Gereja ke arah yang lebih progresif selama 12 tahun kepemimpinannya. Tetapi, Paus Fransiskus juga tak luput dari kritik. Ia dinilai tidak cukup berperan dalam membela doktrik inti Katolik. Kini pertanyaannya, apakah penggantinya akan melanjutkan jalur progresif ini? Atau justru membawa Gereja kembali ke arah konservatif?
Menariknya, sekitar 80 persen dari para kardinal pemilih ditunjuk langsung oleh Fransiskus. Namun para pengamat memperingatkan bahwa hal itu bukan jaminan mereka akan memilih penerus yang sejalan dengannya. Banyak yang memprediksi akan ada kejutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: