Sudah 7 tahun berlalu, peristiwa pengeboman itu masih membekas di ingatan masyarakat Surabaya. Aksi pengeboman terjadi pada 13 Mei 2018 di tiga gereja, yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, serta Gereja Pantekosta Pusat Surabaya.
Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Surabaya kali ini menjadi tempat untuk memperingati peristiwa bom yang terjadi pada 13 Mei 2018. Peringatan tersebut disertai dengan acara misa yang dimulai pukul 18.00 WIB.
Kala itu, hujan telah berhenti. Butiran-butiran air membasahi jalan raya dan tumbuhan di sekitar Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela. Para jemaat berdatangan dan memasuki tempat ibadah untuk menjalankan misa.
Misa tersebut memang sudah menjadi agenda tahunan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela untuk mendoakan para korban bom 13 Mei 2018. Doa dan nyanyian-nyanyian merdu dari para jemaat mengiringi acara misa.
Foto-foto para korban bom 13 Mei terpajang di Gereja Katolik Santa Maria saat misa berlangsung. Seolah mengajak siapa pun yang datang untuk merefleksikan kembali kejadian pengeboman tiga gereja pada 13 Mei 2018.
Bunga-bunga indah yang berwarna putih dan biru berjajar di sekitar foto-foto korban. Imam gereja memimpin acara misa itu dengan mengenakan pakaian serba putih, lalu membacakan khotbah dan membagikan roti hosti.
BACA JUGA: Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus Dipenuhi Ratusan Ribu Pelayat
Acara misa berakhir dengan doa penutup dan berkat. Jemaat meninggalkan tempat ibadah setelah misa selesai pada 18.45 WIB. Beberapa jemaat lalu bergegas untuk menghadiri acara peringatan bom 13 Mei yang diikuti oleh masyarakat umum.
Dalam acara itu, para pemuka agama turut hadir. Ada pemuka agama Katolik, Protestan, Islam, Konghucu, Hindu, Buddha, Penghayat Kepercayaan, Baha’i, dan Tao.
Doa lintas iman dipimpin oleh para pemuka agama dari berbagai agama pada acara memperingati Peristiwa Bom 13 Mei di Gereja Santa Maria Tak Bercela. - Alfi Kirom - Harian Disway
Acara Peringatan Bom 13 Mei berlangsung di gedung lain yang tak jauh dari ruangan ibadah Gereja Santa Maria Tak Bercela. Di dekat pintu, terdapat dinding harapan yang dihiasi oleh kertas warna-warni.
BACA JUGA: Paus Leo XIV Pimpin Misa Perdana di Kapel Sistina, Dihadiri Para Kardinal
Meski begitu, lembaran kertas warna-warni tersebut bukanlah sebuah hiasan biasa. Di dalamnya, terdapat tulisan yang berisi pesan berharga dari masyarakat Surabaya.
Lembaran kertas warna-warni itu membawa harapan perdamaian dan kerukunan antar umat beragama. “Semoga damai Kristus menyertai bumi Indonesia!” tulis salah satu peserta yang hadir.
“Semoga tidak akan pernah terjadi pengeboman lagi dan seluruh agama di Indonesia dapat bersatu!” tulis yang lainnya. “Tak ada lagi kekerasan atas nama agama,” pesan salah satu peserta yang tertulis dalam kertas itu. “Duc In Altum,” tulis peserta lain.