HARIAN DISWAY - Direktur Rumah Sakit Eropa Gaza, Dr. Imad al-Hout, mengecam keras serangan udara Israel yang menghantam kompleks rumah sakit di dekat Khan Younis, Gaza Selatan pada Selasa, 13 Mei 2025 lalu.
Serangan rudal Israel pada kamis menghantam bangunan RS Eropa di Khan Younis, Gaza Selatan.
Dikutip The New York Times, Hout mengatakan dalam sebuah wawancara telepon bahwa serangan tersebut dilakukan tanpa peringatan sebelumnya.
Ia menambahkan bahwa serangan tersebut merusak dinding dan pipa Rumah Sakit, memutus pasokan air, membuat rumah sakit tidak dapat beroperasi, sehingga memaksa lebih dari 200 pasien untuk dievakuasi.
BACA JUGA:Israel Masih Gencar Serang Gaza: Yang Tak Mati Karena Bom, Mati Karena Lapar
Ia juga membantah bahwa pejuang Hamas beroperasi di dalam kompleks rumah sakit, dan mengatakan ia tidak percaya ada terowongan di bawah rumah sakit, meski ia sendiri tidak bisa memastikannya.
Serangan ini langsung memicu kecaman dari badan internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Orang-orang memeriksa sebuah bus di dalam kawah setelah serangan Israel di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 14 Mei 2025. --Eyad BABA / AFP
Menurut para aktivis hak asasi manusia dan pemantau internasional, serangan terhadap fasilitas medis ini memunculkan dugaan bahwa Israel tengah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, salah satunya dengan meruntuhkan sistem pelayanan kesehatan.
BACA JUGA:Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser di Gaza, Tuduh Hamas Gunakan Sebagai Markas
Sebuah komite penyelidikan PBB sebelumnya menyimpulkan bahwa serangan sistematis terhadap rumah sakit merupakan bagian dari “Kebijakan yang disengaja untuk menghancurkan sistem kesehatan Gaza.”
WHO mencatat hingga awal Mei 2025 telah terjadi 686 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza, dengan 33 dari 36 rumah sakit mengalami kerusakan berat. Hanya lima yang berhasil kembali beroperasi.
Di bawah hukum internasional, rumah sakit adalah objek yang dilindungi dan hanya boleh diserang jika terbukti digunakan untuk keperluan militer.
BACA JUGA:Hamas Akan Bebaskan Sandera Warga Negara Israel-Amerika, Trump Harap ada Kemajuan Perundingan Damai
Bahkan dalam kondisi tersebut, pihak penyerang wajib memberikan peringatan terlebih dahulu agar warga sipil dapat mengungsi.