HARIAN DISWAY - Dunia digital telah membawa perubahan besar dalam cara generasi muda berinteraksi dan berbicara, terutama generasi Z. Istilah Relapse Phase baru-baru ini muncul di media sosial dan menyebar di kalangan remaja.
Fenomena ini tidak hanya menunjukkan rasa galau dan kesedihan, tetapi juga memungkinkan generasi Z untuk menyuarakan emosi mereka dengan lebih bebas. Istilah Relapse Phase mulai populer di media sosial, terutama di situs seperti TikTok dan Instagram.
Istilah ini mengacu pada fase di mana seseorang mengalami kegalauan atau kesedihan yang kembali muncul setelah merasa lebih baik sebelumnya. Kegalauan ini biasanya terkait dengan masalah percintaan, pertemanan, atau masalah pribadi lainnya.
BACA JUGA: 5 Tip sebelum Memasuki Dunia Perkuliahan
Dalam situasi ini, relapse merujuk pada keadaan emosional yang tidak stabil di mana seseorang mengalami rasa sakit atau ketidakpuasan setelah berusaha untuk kembali bangkit. Apa yang harus dilakukan ketika mengalami fase tersebut?
Relapse sering mengganggu pikiran terutama produktivitas sehari-hari.-Freepik-Freepik
1. Coba untuk menerima keadaan
Jika Anda mengalami fase pemulihan, cobalah untuk menerima keadaan. Dengan kata lain, sebisa mungkin Anda harus berusaha untuk menikmati segala perasaan yang Anda alami, apakah itu sedih, kecewa, marah, atau bahkan benar-benar kehilangan sesuatu.
Jika Anda ingin segera pulih, penting untuk menghindari menolak atau menyangkal emosi Anda.
2. Pentingnya self-care
BACA JUGA: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dengan Me Time
Siapa yang habis putus cinta larinya ke olahraga? Sebenarnya tidak ada salahnya untuk mengalihkan perasaan sedih ke hal-hal yang bermanfaat. Justru, ketika Anda mampu mengelolanya dengan baik, maka proses recovery pun jadi lebih cepat.
Pastikan untuk memberikan perhatian khusus kepada diri sendiri, atau self-care, agar Anda tidak terjebak dalam relapse phase. Anda dapat meluangkan waktu untuk bersantai, berolahraga gym, menjalani gaya hidup yang sehat, dan yang paling penting, tetap menjaga pola tidur dengan baik.
3. Temukan support system yang baik
Jika biasanya gen Z beranggapan kalau dukungan hanya bisa didapatkan dari pasangan, maka jawabannya salah besar. Sebenarnya sumber dukungan bisa Anda peroleh dari mana saja, mulai dari teman, keluarga, atau bahkan diri sendiri.