Laporan Haji dari Makkah (13): Wakaf Habib Bugak Mengalir selama 2 Abad

Minggu 25-05-2025,13:05 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

Ratusan jamaah haji asal Aceh berkumpul di Hotel 908, Makkah, pada Jumat, 23 Mei 2025. Mereka menanti pencairan dana wakaf Baitul Asyi yang telah diwariskan sejak dua abad silam. Maknanya bukan cuma soal uang, tetapi juga warisan cinta dan solidaritas.

Sore yang sibuk di Hotel 908, Misfalah, Makkah, tampak sedikit berbeda. Antrean panjang terbentuk. Para jamaah asal Aceh yang rela mengekor itu mau menerima sesuatu yang begitu berarti bagi mereka: pencairan dana wakaf Baitul Asyi senilai 2.000 riyal, atau sekitar Rp 8,6 juta.

Tetapi, sekali lagi, ini bukan hanya riyal yang berpindah tangan hari itu. Ada yang lebih dalam. Yakni haru, rasa syukur, dan kisah panjang solidaritas yang menembus abad.

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (12): Ziarah ke Makam Mbah Moen di Ma'la, Ingin Diakui Jadi Santri

“Alhamdulillah senang sekali, Pak,” ucap Nazariah, 53 tahun, dari Kloter Banda Aceh 04, kepada Media Center Haji. Baginya, dana itu bisa menjadi bekal ibadah dan simbol persaudaraan. “Kita pakai buat dam, kurban, dan oleh-oleh jika ada sisa,” lanjutnya.

Bersama Nazariah, ratusan jamaah lainnya mengantre dengan sabar. Kupon yang mereka bawa sejak dari Banda Aceh menjadi tiket untuk menerima hak wakaf yang diwariskan ulama besar asal Aceh sejak dua abad lalu: Habib Bugak Al Asyi.

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (11): Sibuknya Petugas Seksus Haram, Layani Puluhan Lansia Tiap Hari

“Waktu di bandara di Aceh dipesankan agar kupon ini jangan sampai hilang,” kenang Etek Iyah, 63 tahun, jamaah lain yang tampak duduk menanti giliran. Tak hanya uang wakaf, jamaah juga mendapat dana bantuan hidup dari pemerintah daerah sebesar Rp 3 juta. “Seneng dapat hampir Rp 12 juta,” ujar Etek sambil tersenyum.

Proses pencairan dilakukan secara tertib. Petugas memanggil jamaah satu per satu berdasarkan nomor urut. Empat lembar uang pecahan 500 riyal diserahkan langsung oleh pengurus wakaf, Syeikh Abdul Latif M Baltho. 

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (10): Menilik Persiapan KKHI Jelang Puncak Haji

Dana tahun ini pun meningkat dari 1.500 riyal menjadi 2.000 riyal per orang. Dengan total 4.378 jamaah Aceh menjadi penerima manfaat.

Ya, wakaf Baitul Asyi adalah kisah cinta dan kepedulian lintas generasi selama dua abad terakhir. Didirikan oleh Habib Bugak, seorang ulama sekaligus saudagar yang berasal dari Makkah dan menetap di Aceh pada awal abad ke-19. 

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (9): Masjid Tan’im, Tempat Favorit Miqat untuk Umrah Sunnah

Wakafnya tentu menjadi bukti keikhlasan yang melintasi zaman. Semua bermula dari keikhlasan dan ketulusannya. Pada zaman itu, perjalanan haji memakan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun. Banyak yang tak kembali karena syahid.

Di tengah situasi seperti itu, Habib Bugak menggagas pembelian tanah di sekitar Masjidilharam untuk penginapan jamaah Aceh. Dana dikumpulkan dari kocek pribadi dan masyarakat Aceh.

BACA JUGA:Laporan Haji dari Makkah (7): Jaga Kualitas Makanan Jamaah, Bisa Cicipi Ratusan Kali Tiap Hari

Kategori :