Pengalaman broken home dapat meninggalkan luka hingga masa dewasa, antara lain:
- Kesulitan membangun hubungan romantis dan mempertahankan komitmen
- Masalah kepercayaan dan ketakutan terhadap hubungan asmara
- Rendahnya kesejahteraan psikologis dan kualitas hidup
Namun demikian, tidak semua anak yang mengalami broken home akan mengalami dampak negatif jangka panjang. Beberapa justru tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh dan empatik berkat dukungan yang tepat.
BACA JUGA: Koala Parenting, Menekankan Kedekatan Orang Tua dan Anak
Strategi yang Dapat Dilakukan untuk Anak
Beberapa faktor yang dapat membantu anak bertahan dan berkembang secara sehat di tengah kondisi broken home, antara lain:
- Hubungan orang tua pasca-perpisahan yang tetap sehat dan komunikatif
- Dukungan sosial dari keluarga besar, guru, atau komunitas
- Stabilitas lingkungan tempat tinggal dan sekolah
- Figur pengganti yang positif
- Konseling psikologis, baik individual, kelompok, maupun keluarga
Keluarga broken home berdampak luas terhadap perkembangan anak secara psikologis, sosial, dan akademik. Meski demikian, dengan pemahaman yang baik dan bantuan dari berbagai pihak, dampak negatif ini dapat diminimalkan.
BACA JUGA: Mengapa Anak Muda Sering Memendam Perasaan saat Terluka?
Kerja sama yang harmonis antara kedua orang tua memegang peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, sehingga anak tetap memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, sehat secara mental, dan memiliki daya juang. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya