Dampak Keluarga Broken Home terhadap Anak dan Strategi yang Dapat Dilakukan

Keretakan keluarga atau yang dikenal dengan broken home menyisakan beban emosional yang mendalam bagi anak. -Syda Production-
HARIAN DISWAY - Keluarga berperan sebagai fondasi utama dalam tumbuh kembang anak. Ketika terjadi keretakan atau ketidakharmonisan dalam keluarga, atau yang dikenal dengan istilah "broken home", dampaknya dapat terasa.
Hingga ke berbagai aspek kehidupan anak. Broken home tidak selalu berarti perceraian secara formal, melainkan juga mencakup kondisi keluarga yang penuh konflik, kurangnya kasih sayang, hingga pengabaian emosional.
Penyebab Umum Broken Home
Keluarga broken home dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perceraian, perpisahan, atau kematian salah satu orang tua. Konflik yang terus-menerus, komunikasi yang buruk, dan kurangnya kasih sayang juga berkontribusi besar.
BACA JUGA: Pentingnya Belajar Parenting Sebelum Menikah, Bangun Fondasi Keluarga Bahagia
Masalah ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, serta pengabaian anak memperparah ketidakharmonisan keluarga. Selain itu, ketidaksiapan orang tua dalam menjalankan peran, perselingkuhan, dan kurangnya nilai spiritual turut menjadi pemicu.
Penyebab-penyebab ini sering kali saling berkaitan, menciptakan lingkaran konflik yang sulit diurai.
Dampak Psikologis dan Emosional pada Anak
Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga broken home berisiko mengalami:
Anak yang mengalami broken home merasakan kesedihan dan rasa kehilangan, baik terhadap keutuhan keluarga maupun figur orang tua-evgenyatamanenko-Getty Images
- Kesedihan dan rasa kehilangan, baik terhadap keutuhan keluarga maupun figur orang tua.
- Kemarahan dan kebencian, yang dapat diarahkan kepada orang tua atau diri sendiri.
- Kecemasan dan ketakutan berlebihan, akibat kehilangan rasa aman.
- Rasa bersalah, terutama pada anak usia dini yang belum memahami situasi sepenuhnya.
- Masalah identitas dan harga diri, seperti rendahnya rasa percaya diri dan pandangan negatif terhadap diri sendiri.
BACA JUGA: Merawat Keluarga Lewat Komunikasi, Saat Kata menjadi Jembatan
BACA JUGA: Peran Ayah sebagai Role Model dalam Keluarga
Adanya konflik dalam keluarga juga dapat meningkatkan risiko gangguan psikologis seperti depresi, kecemasan, trauma, bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Dampak Sosial dan Perilaku
Kondisi anak broken home juga ikut memengaruhi perilaku sosial anak, antara lain:
- Kesulitan bergaul dan menjalin hubungan pertemanan
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Perilaku agresif dan memberontak
- Kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang
Respon anak bisa berbeda-beda, ada yang menunjukkan gejala eksternal (seperti agresi), dan ada yang menunjukkan gejala internal (seperti depresi dan isolasi diri).
BACA JUGA: Alasan Seseorang Lebih Mudah Marah dengan Keluarga Dibandingkan Orang Lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber