Direktur Utama Intiland Archied Noto Pradono mengungkapkan pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru sejalan dengan strategi dan arah pertumbuhan jangka panjang Intiland.
Komposisi anggota Direksi dan Dewan Komisaris telah mempertimbangkan secara cermat pengalaman, keahlian, tata kelola, dan kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
"Jajaran manajemen bertanggung jawab memastikan strategi, tata kelola, dan proses transformasi berjalan dengan baik, serta lebih fokus dan siap untuk pertumbuhan secara berkelanjutan," kata Archied.
Melalui RUPS Tahunan, pemegang saham Perseroan juga menyetujui penggunaan laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024 senilai Rp174,7 miliar. Dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp2 miliar digunakan sebagai dana cadangan wajib Perseroan serta sisa laba bersih sebesar Rp172 miliar akan dicatat sebagai saldo laba.
BACA JUGA:Surabaya Siap Hadapi PPN 12%, Insentif Sektor Properti hingga Mobil Listrik jadi Harapan!
“Mempertimbangkan kondisi Perusahaan dan kebutuhan untuk pengembangan usaha, Perseroan memutuskan belum membagikan dividen atas laba tahun 2024,” ujarnya.
Kawasan Industri Menguat Intiland membukukan hasil pencapaian kinerja penjualan yang solid per kuartal-1 tahun 2025. Salah satu faktor utama yang mendorong raihan pendapatan prapenjualan atau marketing sales adalah peningkatan signifikan dalam segmen kawasan industri.
Segmen ini terus menunjukkan tren positif di tengah meningkatnya permintaan dari investor dan pelaku industri. Perseroan membukukan marketing sales sebesar Rp 469,2 miliar pada kuartal I tahun 2025, melonjak sebesar 84,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 254 miliar.
Kontribusi terbesar berasal dari segmen pengembangan kawasan industri yang membukukan penjualan sebesar Rp 411,6 miliar, atau melonjak 400 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Lonjakan ini didorong oleh penjualan lahan industri di Batang Industrial Park serta pergudangan di Aeropolis Technopark, Tangerang.
Archied menyampaikan, segmen kawasan industri menjadi salah satu pilar pertumbuhan utama bagi Perusahaan di tengah dinamika yang terjadi di industri properti.
Menurutnya, peningkatan permintaan terhadap lahan didorong oleh kebutuhan ekspansi bisnis, perkembangan sektor manufaktur, serta meningkatnya investasi dari dalam dan luar negeri.
“Kami melihat adanya peningkatan permintaan terhadap lahan industri, seiring dengan pertumbuhan investasi di sektor manufaktur dan logistik, "ujarnya.
Karena itu, Archied akan fokus pengembangan segmen kawasan industri yang berdaya saing tinggi. Serta menyediakan infrastruktur serta fasilitas pendukung yang memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis. (*)