Selanjutnya, Program Kewirausahaan Inklusif Produktif Perempuan Tangguh Mandiri Jawa Timur Sejahtera (KIP Putri Jawara) juga diperluas.
Dari 1.610 KPM di 15 kabupaten/kota dengan anggaran Rp 4,83 miliar, ditambah 1.980 KPM di 12 kabupaten/kota dengan Rp 5,94 miliar.
Total menjadi 3.590 penerima dengan anggaran Rp 10,77 miliar. Setiap penerima mendapat bantuan usaha produktif senilai Rp 3 juta.
Tak kalah penting, bantuan alat bantu mobilitas bagi penyandang disabilitas juga diperluas. Dari 910 penerima di 38 kabupaten/kota dengan anggaran Rp 4,3 miliar, ditambah 1.158 penerima dengan anggaran Rp 5,45 miliar.
BACA JUGA:Bank Sampah Jatim Terbanyak Nasional, Khofifah Ajak Warga Pilah Sampah Mulai dari Rumah
Total anggaran menjadi Rp 9,75 miliar untuk 2.068 penerima.
Bantuan mencakup sembilan jenis alat bantu. Seeprti hearing aid, kursi roda (standar, multiguna, cerebral), kruk, tongkat kaki tiga, walker, tongkat tuna netra adaptif, dan prothese.
Khofifah menegaskan, perluasan ini merupakan langkah nyata untuk memperluas jangkauan perlindungan sosial yang inklusif.
“Kami ingin memastikan tidak ada warga rentan yang tertinggal. Perluasan ini adalah bentuk aksi nyata untuk memenuhi kebutuhan dasar dan memperkuat pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, perluasan bansos bukan sekadar soal jumlah penerima atau besaran anggaran. Itu menjadi bagian dari strategi pembangunan inklusif untuk memperkuat ketahanan sosial.
BACA JUGA:Khofifah Puji Penataan Masjidil Haram, Sirkulasi Jamaah Lebih Lancar, Askar Lebih Ramah
BACA JUGA:Jatim Terbanyak Pengesahan Koperasi Merah Putih, Khofifah Targetkan 100 Persen Sebelum Hari Koperasi
“Dengan memperluas jaring pengaman sosial, kami berharap ketahanan dan kemandirian masyarakat Jawa Timur semakin kokoh. Inilah bagian dari ikhtiar menuju Jawa Timur yang semakin adil, sejahtera, dan inklusif,” pungkasnya. (*)