Dalam medis kuantum, kesadaran dan niat bukan sekadar aspek psikologis, melainkan juga entitas yang memiliki dampak terhadap kondisi fisiologis tubuh.
Penelitian terkini mengungkap bahwa koherensi antara jantung dan otak –yang mana ritme jantung, gelombang otak, dan sistem saraf bekerja selaras– dapat memengaruhi fungsi seluler dan kesehatan secara keseluruhan.
Institusi seperti HeartMath Institute menunjukkan bahwa emosi positif seperti cinta dan syukur dapat menghasilkan pola ritme jantung yang harmonis, yang pada gilirannya meningkatkan koherensi antara jantung dan otak.
Keadaan itu tidak hanya meningkatkan fungsi kognitif dan emosional, tetapi juga memperkuat sistem imun dan mempercepat proses penyembuhan.
Studi oleh Joe Dispenza mengindikasikan bahwa meditasi yang mendalam dan niat yang fokus dapat mengubah ekspresi gen dan memperbaiki struktur DNA, menunjukkan bahwa pikiran dan perasaan kita memiliki kekuatan untuk memengaruhi biologis kita pada tingkat dasar.
Konsep itu sejalan dengan teori ”Orch OR” yang dikembangkan Stuart Hameroff dan Roger Penrose, yang menyatakan bahwa kesadaran berasal dari proses kuantum dalam mikrotubulus neuron.
Penelitian terbaru mendukung teori itu dengan menemukan getaran kuantum dalam mikrotubulus yang dapat memengaruhi fungsi otak dan kesadaran.
Integrasi antara niat, kesadaran, dan praktik spiritual dalam salat (khusyuk) dapat menciptakan keadaan koherensi jantung-otak, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional, tetapi juga memperkuat sistem imun dan mempercepat penyembuhan pada tingkat seluler.
MEDIS ISLAM, SOLUSI PROBLEMATIKA GLOBAL
Saat dunia modern kebingungan menghadapi pandemi, krisis mental, dan penyakit degeneratif, konsep medis Islam menawarkan pendekatan yang lebih utuh dan spiritual.
Kesehatan bukan sekadar data laboratorium, melainkan juga mencakup niat hidup, keharmonisan ruhani, dan kedekatan pada Sang Khalik.
Nabi Muhammad SAW adalah the walking physician, yang mencontohkan bagaimana menjaga kesehatan dari aspek fisik (bergerak aktif, tidak berlebihan), mental (berzikir, sabar, syukur), hingga sosial (silaturahmi, sedekah, senyum).
Konsep seperti puasa, sedekah (berderma), dan tayamum sebagai bentuk bersuci tanpa air serta thibb nabawi adalah bagian dari sistem medis Islam yang mengintegrasikan kebersihan, keseimbangan, dan spiritualitas.
Di antara semua itu, sedekah adalah manifestasi puncak dari kasih sayang sejati dan penyembuhan moral-spiritual. Sedekah tidak sekadar memberikan materi, tetapi juga menumbuhkan rasa peduli, mematikan ego, dan menghidupkan altruisme.
Ia adalah latihan mental untuk melepaskan kelekatan terhadap dunia, membuka pintu hati, dan memperluas makna hidup.
Dalam perspektif psikomedisin, Bernie Siegel dalam bukunya, Love, Medicine and Miracles, menunjukkan bukti bahwa tindakan kasih sayang yang tulus –termasuk memberi, merawat, dan memaafkan– memiliki efek imunologis dan neurobiologis yang luar biasa.