Ia mendokumentasikan 57 kasus kanker ganas payudara yang sembuh total melalui pendekatan spiritual kasih dan pengalihan dari egois menjadi altruistik.
Bahkan, beberapa kasus HIV/AIDS mengalami kesembuhan total setelah pasien menjalani hidup berbasis cinta dan pelayanan kepada sesama.
Sedekah dalam Islam adalah bentuk konkret dari terapi spiritual. Ia mengobati pemberi dan penerima.
Dalam satu hadis Nabi Muhammad SAW disebutkan, ”Obatilah orang sakit di antara kalian dengan sedekah.” (H.R. Baihaqi). Maka, tak berlebihan jika sedekah disebut sebagai ”imunoterapi ruhani” dalam Islam.
Lebih dari itu, Islam menanamkan nilai-nilai preventif dan psikososial yang kini menjadi tren dalam kebijakan WHO, tapi Islam telah mengajarkannya sejak 14 abad lalu.
DARI WHO KE QALB-CENTRIC HEALTH MODEL
Sudah saatnya umat Islam, para cendekiawan, tenaga medis, dan pembuat kebijakan kesehatan membangun ulang konsep medis berbasis Islam, dengan kalbu sebagai pusatnya. Sehat bukan semata fisik, melainkan juga cermin dari takwa. Dalam skema ini:
• Diagnosis bukan sekadar keluhan klinis, melainkan juga analisis pola hidup dan akhlak.
• Terapi bukan hanya obat, melainkan juga mencakup zikir, puasa, silaturahmi, dan penyucian jiwa.
• Kesehatan tidak didefinisikan dengan sempurna bebas dari sakit, tetapi kemampuan menerima sakit dengan makna dan hikmah.
Itu bukan sekadar konsep spiritual, melainkan juga telah diperkuat oleh psikologi positif, psikosomatik klinis, dan quantum healing.
Maka, konsep sehat Islam yang berbasis takwa dan kalbu lebih relevan dalam menjawab problematika global saat ini: stres massal, penyakit autoimun, depresi, dan kehampaan makna hidup.
MENGHIDUPKAN SUNAH, MENGOBATI PROBLEMA MEDIS DUNIA
Kita tidak sedang menolak sains medis modern. Justru sebaliknya, kita ingin melengkapinya dengan pendekatan ilahiah yang bersumber dari wahyu. Medis Islam bukan alternatif, melainkan sumbu spiritual dari sains kesehatan global.
Dengan menghidupkan kembali sunah Nabi Muhammad SAW, kita tidak hanya menjalankan ibadah, tetapi juga merintis peradaban pengobatan global.
Pada akhirnya, dunia tidak hanya butuh laboratorium dan teknologi canggih, tetapi juga butuh hati yang sehat, jiwa yang tenang, dan umat yang sadar bahwa sehat sejati adalah ketika kalbu selaras dengan Rabb-nya. Itulah takwa. Itulah puncak kesehatan sejati menurut Islam. (*)