HARIAN DISWAY - Tidak semua orang bisa berkomitmen. Padahal, kehadiran komitmen merupakan hal yang penting dalam pertemanan, hubungan asmara, maupun karier.
Komitmen memang langkah yang besar. Bagi sebagian orang, hal itu justru memicu kecemasan. Mereka memandang komitmen layaknya rantai yang membelenggu mereka.
Mengapa sebagia orang berpikir seperti itu? Apa sebenarnya yang membuat seseorang takut untuk berkomitmen?
BACA JUGA:Tantangan, Strategi, dan Pertimbangan untuk Menjalani Hubungan Pacaran Beda Agama
1. Takut Kehilangan Kebebasan
Bisa dibilang ini adalah alasan utama mengapa seseorang menghindari komitmen. Mereka merasa bahwa komitmen membatasi kebebasan mereka.
Ikatan resmi seperti pernikahan, membuat mereka khawatir akan kehilangan otonomi atau kendali atas hidup mereka.
Dalam beberapa kasus, beberapa orang mencintai kebebasan yang mereka dapat saat ini dan mereka belum siap untuk mengorbankannya.
BACA JUGA:Mengenal Pertengkaran yang Sehat dalam Hubungan
2. Luka Masa Lalu
Hubungan yang gagal bisa membuat seseorang takut berkomitmen lagi.-malerapaso-iStock
Pengalaman buruk dari hubungan atau karier di masa lalu bisa menciptakan trauma yang mendalam. Pengkhiatan, penolakan, dan hubungan yang toxic bisa membuat seseorang lebih tertutup dalam hubungan baru mereka.
Trauma emosional tersebut bisa membuat mereka menciptakan mekanisme pertahanan untuk melindungi perasaan mereka agar tidak disakiti kembali. Salah satu bentuk mekanisme pertahanan tersebut adalah menghindari komitmen.
Alih-alih mereka memberanikan diri dan mengambil risiko saat memasuki hubungan baru, mereka justru memilih untuk menjaga jarak secara emosional agar mereka tidak terluka kembali.
BACA JUGA:Anak Muda Memilih Diam saat Menghadapi Masalah Hubungan, Mengapa?
3. Takut Mengecewakan Orang Lain
Sebagian orang menghindari komitmen karena bagi mereka komitmen adalah suatu tanggung jawab dan harapan besar yang harus dipenuhi.
Sebagai contoh, seseorang mungkin takut untuk menikah karena mereka belum siap secara finansial dan tidak ingin keluarga barunya hidup tidak berkecukupan.