Beberapa orang masih belum tahu betul tentang siapa diri mereka sebenarnya.-solstock-iStock
Sebelum berkomitmen ada baiknya seseorang benar-benar merasa mantap sebelum menjalin komitmen. Mereka harus stabil secara emosional dan siap untuk memikul tanggung jawab yang datang bersama komitmen tersebut.
BACA JUGA:Soft Launch vs Hard Launch: Cara Baru Ekspresikan Hubungan
Komitmen yang sehat memerlukan pemahaman yang baik tentang diri sendiri. Hal ini menyangkut apa yang mereka inginkan dan apakah nilai hidup mereka sesuai dengan komitmen yang akan mereka jalani.
Penting bagi seseorang untuk mengetahui jawabannya, agar mereka tidak memutuskan komitmen di tengah jalan.
5. Pengaruh Negatif tentang Komitmen
Bagi beberapa orang, komitmen bukan berarti sesuatu yang sehat. Hubungan orang di sekitar mereka, khususnya orang tua, tidak selalu berwujud hubungan yang harmonis.
BACA JUGA:Love Bombing vs Ketulusan, Cara Membedakan Perhatian Tulus dan Manipulatif dalam Hubungan
Jika seseorang tumbuh di tengah keluarga yang penuh konflik, pertikaian, perlakuan kejam, kemungkinan besar mereka akan melihat komitmen sebagai sesuatu yang menyiksa.
Dimana komitmen hanya berarti penderitaan dan belenggu yang menjauhkan mereka dari kebahagiaan.
Ketakutan akan komitmen, merupakan isu yang bisa diperbaiki. Banyak cara untuk memberanikan diri untuk berkomitmen. Identifikasi apa yang menjadi akar permasalahan Anda lalu komunikasikan pada orang yang Anda percaya.
BACA JUGA:Mengalah Dalam Hubungan Tidak Selalu Menjadi Solusi Efektif
Dengan dukungan dan pengertian, ketakutan akan komitmen bisa berubah menjadi kesiapan diri untuk menyambut hubungan yang lebih serius.(*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya