Talking Stage, Fenomena yang Kian Umum dalam Hubungan Masa Kini

Kamis 26-06-2025,14:00 WIB
Reporter : Susi Laksmita Pratiwi*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Istilah talking stage semakin populer di era komunikasi digital, terutama sejak generasi Z mulai menggunakan istilah ini untuk menjelaskan fase awal dalam membangun kedekatan dengan seseorang. 

Awalnya, istilah ini merujuk pada waktu ketika dua orang masih berinteraksi melalui aplikasi kencan sebelum memutuskan untuk bertemu. Namun, kini maknanya telah berkembang, mulai dari pesan pertama hingga saat keduanya duduk bersama dan membicarakan status hubungan mereka.

Fase ini bisa dianggap sebagai jembatan antara saling mengenal dan memutuskan untuk berkomitmen. Meski berisi kegembiraan dan harapan, fase ini juga rentan terhadap kebingungan, mixed signals, hingga risiko ghosting.

BACA JUGA: Ini Tanda-Tanda Seseorang sedang Terjabak dalam Situationship

Apa Itu Talking Stage?

Talking stage merujuk pada periode ketika dua orang sedang intens berkomunikasi untuk saling mengenal satu sama lain, tetapi belum memiliki komitmen resmi sebagai pasangan. Biasanya terjadi melalui obrolan daring atau pesan singkat yang berlangsung secara konsisten dan mendalam.

Pada tahap ini, keduanya mungkin mulai merasa nyaman, berbagi cerita personal, bahkan menunjukkan ketertarikan. Namun, belum ada kejelasan tentang arah hubungan.

Talking stage bisa berlangsung hanya beberapa minggu, tetapi ada pula yang berlarut hingga berbulan-bulan tanpa ujung yang jelas.

BACA JUGA: 5 Cara Pulih dari Ghosting Agar Tak Terjebak dalam Kesedihan

Ciri-Ciri Umum Talking Stage


Ditandai dengan komunikasi rutin, ketertarikan emosional, tapi belum ada pembahasan komitmen atau kejelasan status hubungan.--Pexels

Beberapa hal yang sering menjadi penanda seseorang sedang berada dalam talking stage antara lain:

  • Komunikasi rutin dan intens, baik melalui pesan teks, panggilan, atau video call, namun tanpa pembahasan status hubungan.
  • Muncul perasaan nyaman dan ketertarikan emosional, tetapi belum ada pernyataan resmi tentang komitmen.
  • Salah satu pihak atau keduanya mulai berharap lebih, seperti berharap menjadi pasangan resmi.
  • Ketidakpastian tentang arah hubungan, sehingga sering muncul pertanyaan seperti “hubungan kita ini sebenarnya apa?”

Fase ini memang bisa menyenangkan karena dipenuhi rasa penasaran dan harapan. Namun, di sisi lain, bisa pula memicu kecemasan karena ketidakjelasan.

BACA JUGA: Girlfriend Effect: Perubahan Positif yang Dialami Pria dalam Hubungan Romantis

Tips Menyikapi Fase Talking Stage dengan Sehat

Agar tidak terjebak dalam dinamika yang melelahkan secara emosional, berikut beberapa cara menyikapi talking stage dengan lebih bijak:

  • Kenali ekspektasi pribadi Anda: Sebelum larut terlalu jauh, tanyakan pada diri sendiri apa yang Anda harapkan dari relasi tersebut.
  • Komunikasikan perasaan secara terbuka: Jika sudah merasa cukup dekat, tak ada salahnya mengungkapkan harapan dan mendengar apa yang dirasakan pihak lain.
  • Tetapkan batasan emosional: Meskipun merasa nyaman, penting untuk tetap menjaga jarak emosional agar tidak terlalu larut tanpa kepastian.
  • Hargai proses, tetapi tetap realistis: Tidak semua fase talking stage berakhir menjadi hubungan. Menghargai momen yang ada, sambil tetap menjaga akal sehat, bisa menyelamatkan Anda dari luka yang tidak perlu.

BACA JUGA: Alasan Wanita Cenderung Lebih Nyaman Menjalin Hubungan dengan Pria yang Lebih Tua

Tantangan dan Pertimbangan


Talking stage bisa memicu kebingungan emosional jika terlalu lama tanpa kejelasan, perlu keberanian untuk mengevaluasi arah hubungan.--Monkey Business Images

Kategori :