Media Israel Haaretz Ungkap Jumlah Kematian Warga Palestina Capai 100 Ribu Jiwa

Sabtu 28-06-2025,19:16 WIB
Reporter : Myesha Fatina Rachman*
Editor : Taufiqur Rahman

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Media Israel Haaretz melaporkan bahwa hampir 100 ribu warga Palestina telah tewas sejak dimulainya agresi militer Israel di Jalur Gaza pada Oktober 2023. 

Angka tersebut sangat memilukan karena mewakili sekitar empat persen dari total populasi Gaza, yang diperkirakan berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa sebelum perang dimulai.

Laporan ini mengundang perhatian luas karena angka yang dirilis oleh Haaretz jauh melebihi data resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza, yang mencatat sebanyak 56.300 korban jiwa. 

BACA JUGA:Gencatan Senjata Iran-Israel Kontras dengan Darah di Gaza

Namun, Haaretz menyatakan bahwa perbedaan ini terjadi karena banyak warga Palestina meninggal bukan hanya akibat serangan langsung militer Israel, tetapi juga karena dampak tidak langsung seperti kelaparan, penyakit, dan kedinginan di tengah kehancuran total infrastruktur dan sistem kesehatan di wilayah tersebut.

“Banyak korban jiwa bukan semata akibat bom, tetapi karena efek kumulatif dari blokade, kelangkaan makanan, obat, dan perawatan medis,” tulis Haaretz.

Meski laporan ini dibantah oleh berbagai juru bicara dan influencer pro-Israel, laporan tersebut didukung oleh berbagai ahli dan data ilmiah. 

BACA JUGA:Israel Tuduh PBB Hambat Distribusi Bantuan ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan

Salah satunya adalah Profesor Michael Spagat, ekonom dan pakar konflik kekerasan dari Universitas London (Kampus Holloway), yang melakukan survei terhadap 2.000 rumah tangga Palestina, mencakup sekitar 10.000 individu.

Dalam studinya, Spagat menyimpulkan bahwa hingga Januari 2025, setidaknya 75.200 orang meninggal akibat kekerasan selama perang, sebagian besar akibat serangan langsung Israel. 

Yang mengejutkan, sebanyak 56 persen dari korban jiwa tersebut adalah anak-anak dan perempuan, angka yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan konflik-konflik besar lain sejak Perang Dunia II.

BACA JUGA:Israel Serang Gaza Lagi, 30 Warga Tewas Termasuk Jurnalis Lokal dan Pejabat Layanan Darurat

“Gaza menjadi salah satu konflik paling berdarah di abad ke-21,” ungkap Spagat dalam kutipan yang dimuat Haaretz. 

Ia menambahkan, “Meskipun korban total di Suriah, Ukraina, atau Sudan lebih tinggi secara absolut, Gaza menempati peringkat tertinggi dalam hal rasio kematian sipil dibandingkan kombatan serta tingkat kematian dibanding jumlah penduduk.”

Sebagai perbandingan, Haaretz mencatat bahwa proporsi korban perempuan dan anak dalam konflik Gaza dua kali lipat lebih tinggi daripada konflik lain: Kosovo (20 persen), Suriah (20 persen), Ethiopia Utara (9 persen), dan Sudan (23 persen). Di Gaza, angkanya mencapai lebih dari 50 persen.

Kategori :