Itu bukan hal yang mudah. Mengingat, skala Porprov IX adalah yang terbesar sepanjang sejarah pelaksanaan Porprov di Jawa Timur.
Kerja kolaboratif antara pemerintah provinsi, panitia, panitia lokal, pemerintah daerah, dan KONI kabupaten/kota menjadi kunci utama keberhasilan itu. Terima kasih kami sampaikan kepada gubernur Jawa Timur, wali kota Malang, bupati Malang, dan wali kota Batu atas dukungan luar biasa yang diberikan.
JALAN PANJANG MENUJU PON DAN OLIMPIADE
Tugas kita belum selesai. Porprov hanyalah pintu masuk. Tugas KONI berikutnya adalah melakukan talent nurturing. Yakni, membina, mendampingi, dan mengarahkan atlet-atlet muda agar terus berkembang.
Porprov telah menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki talent pool yang sangat kaya. Namun, untuk menjadi provinsi olahraga unggulan, kita perlu memperkuat sistem pembinaan berjenjang dan pelatihan berkelanjutan.
Kita perlu pelatih yang kompeten, infrastruktur latihan yang memadai, dan dukungan anggaran yang konsisten. Kita juga perlu memperkuat sinergi dengan dunia pendidikan dan sektor swasta. Sebab, pembinaan olahraga tak bisa disandarkan kepada pemerintah saja.
Porprov IX Jawa Timur di Malang Raya bukan sekadar catatan sejarah olahraga, melainkan juga deklarasi: masa depan olahraga Indonesia dimulai dari daerah. Dari kota-kota kecil, dari kabupaten yang mungkin tak pernah tampil di headline, muncul juara-juara baru yang kelak akan membawa Merah Putih ke podium dunia.
Kita tidak sedang merayakan kemenangan satu dua daerah, tetapi kemenangan bersama: kemenangan sistem, kemenangan kolaborasi, dan kemenangan visi olahraga Indonesia ke depan.
Sebagai bagian dari keluarga besar KONI, saya percaya, jika kita jaga komitmen ini, Porprov tak lagi sekadar pekan olahraga, tetapi juga bisa menjadi titik balik kejayaan olahraga nasional. Dan dari Malang Raya, kita telah memulainya. (*)
*) H M. Ali Affandi L.N.M. adalah wakil ketua I KONI Jawa Timur dan mantan atlet Jawa Timur – PON 2007.--