HARIAN DISWAY - Memasuki 5 Juli 2025, masyarakat Indonesia tidak hanya bertemu dengan hari Sabtu. Ada perayaan spesial pada 5 Juli 2025 yang harus masyarakat Indonesia tahu.
Perayaan pada 5 Juli 2025 tersebut berkaitan dengan tempat orang-orang menyimpan uang dan awal mula terbentuknya mata uang rupiah yang ada saat ini. Yup, itu adalah Hari Bank Indonesia, yang merupakan pemegang peranan penting dalam mengelola keuangan negara.
Semuanya bermula saat bangsa Eropa datang ke Asia Tenggara untuk berburu rempah-rempah. Nusantara termasuk salah satu destinasi sasaran bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah.
Kemudian, muncul nama bank dalam sejarah lembaga keuangan di Indonesia. Bank Indonesia sendiri bukan termasuk lembaga keuangan pertama, masih ada bank lain yang lebih tua.
BACA JUGA:BI Rate Turun Jadi 5,75 Persen, Bank Indonesia Jaga Inflasi
BACA JUGA:Bank Indonesia Respon Penggeledahan oleh KPK terkait Kasus Dana CSR
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia berperan penting dalam memelihara stabilitas keuangan negara. - bank_indonesia - Instagram
Tanggal 5 Juli 2025 Hari Apa?
Hari Bank Indonesia pada 5 Juli 2025 berkaitan dengan sejarah mengenai pendirian bank sentral pertama kali di Indonesia. Untuk mengenang momen penting tersebut, simak sejarah lengkap dari Hari Bank Indonesia di bawah ini.
Sejarah Hari Bank Indonesia yang Jatuh Tanggal 5 Juli 2025
Mengutip dari laman Bank Indonesia, pada abad ke-16, dulu bangsa Eropa menjelajah wilayah penghasil rempah-rempah dan Indonesia termasuk salah satunya. Saat itu, beredar mata uang asing, seperti Picis yang asalnya dari Tiongkok.
Terbentuknya organisasi dagang VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) muncul pada 1602. Mata uang dalam bentuk Real dari Spanyol mulai beredar di bumi Nusantara. Berdirinya VOC yang dipelopori oleh bangsa Belanda bertujuan untuk melumpuhkan Portugis, sayangnya upaya tersebut gagal.
BACA JUGA:Bank Indonesia Bali Ngeraos Sareng Media, Dahlan Iskan Ajak Wartawan Becermin
Bank Van Courant berdiri lebih dulu pada 1746, sebelum ada lembaga bank lainnya di Indonesia. Tugas bank tersebut hampir mirip dengan Pegadaian di masa kini, seperti memberikan pinjaman emas, perak, perhiasan, maupun barang lainnya, lengkap dengan barang-barang berharga lainnya.
Tepat 1752, Bank Van Courant berubah menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening yang tugasnya adalah memberikan pinjaman dengan iming-iming imbalan bunga kepada pegawai VOC supaya dapat menempatkan dan menyimpan uangnya di lembaga keuangan tersebut. Namun, De Bank van Courant en Bank van Leening mengalami kebangkrutan dan berhenti beroperasi pada tahun 1818.
Selanjutnya, sepuluh tahun kemudian, pemerintah Hindia Belanda membentuk lembaga keuangan De Javasche Bank (DJB). DJB mempunyai hak octrooi atau hak istimewa dari Belanda sebagai bank sirkulasi, serta berwewenang untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden di daerah Hindia Belanda, termasuk wilayah jajahannya.