HARIAN DISWAY – Suasana penuh semangat dan haru menyelimuti Paviliun Indonesia di ajang World Expo 2025 Osaka. Di antara ratusan peserta dari berbagai negara, enam sahabat disabilitas dari Indonesia tampil percaya diri membawakan kebudayaan Indonesia. Mereka hadir atas dukungan Pertamina melalui program pemberdayaan yang inklusif.
Keikutsertaan kelompok disabilitas ini digagas oleh PT Pertamina Internasional EP (PIEP) dan didukung PT Pertamina Patra Niaga. Mereka membawakan pertunjukan budaya serta memperkenalkan batik karya kelompok difabel kepada publik internasional.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina terhadap pemberdayaan perempuan dan disabilitas.
“Pertamina memberikan pelatihan seni budaya, memberikan kesempatan bagi sahabat difabel untuk belajar dan berprestasi di tingkat nasional maupun global,” jelas Fadjar.
BACA JUGA:Amankan Stok, Pertamina Siapkan Hampir 1 Juta Tabung LPG saat Libur Tahun Baru Islam
Ia menambahkan, keterlibatan para penyandang disabilitas di ajang internasional ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Melalui keikutsertaan ini, sahabat disabilitas Pertamina tidak hanya tampil, tetapi juga tumbuh dan berprestasi,” ujar Fadjar.
Pertamina mengaitkan kegiatan ini dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-4 tentang pendidikan berkualitas dan tujuan ke-10 untuk mengurangi ketimpangan.
Salah satu peserta, Dina Puspita Yulistiawati, 20, penyandang tuna grahita dan down syndrome, sukses membawakan Tari Mappadendang dari Sulawesi Selatan. Gerakannya luwes, senyum cerahnya menyihir para penonton.
“Aku senang banget bisa nari di Jepang!,” ucap Dina dengan penuh semangat.
BACA JUGA:Pertamina Evakuasi Perwira dari Irak, Pastikan Keselamatan di Tengah Konflik Timur Tengah
Tak hanya menampilkan seni tari, Pertamina juga menampilkan karya batik dari kelompok Sriekandi Patra yang dibina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah. Di antara para pembatik, Sri Sulastri—difabel tuna wicara—memamerkan kebolehannya mencanting di hadapan pengunjung internasional.
Sri menampilkan keindahan motif "Lembu Patra", batik khas Boyolali yang terinspirasi dari sapi lokal. Motif ini menjadi simbol kesejahteraan dan telah mendapatkan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan HAM sejak 2019.