HARIAN DISWAY — Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan anak jalanan sebagai kelompok prioritas utama dalam Program Sekolah Rakyat yang akan resmi digulirkan mulai 14 Juli 2025 mendatang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos Idit Supriadi Priatna menyampaikan bahwa anak-anak jalanan yang termasuk dalam kelompok paling miskin, terutama yang tidak lagi tercatat dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), menjadi sasaran utama program afirmatif ini.
BACA JUGA:Renovasi Sekolah Rakyat Tahap 1 Rampung 8 Juli 2025, Total 100 Lokasi Direnovasi dalam Dua Tahap
“Dalam desil 1 itu di dalamnya ada kemiskinan ekstrem, itu yang paling diutamakan. Bahkan, anak-anak yang tidak daftar di Dapodik itu juga menjadi prioritas yang di jalanan-jalanan sendiri itu, yang tidak sekolah,” ujar Idit di Bandung, Sabtu, 5 Juli seperti dikutip Antara.
Ia menjelaskan bahwa seleksi peserta dilakukan berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang telah terintegrasi dengan Dapodik.
BACA JUGA:Sekolah Rakyat di Mojokerto Siap Dibuka 14 Juli, Tampung 50 Siswa dari Keluarga Prasejahtera
Untuk memastikan program tepat sasaran, Kemensos membentuk tim bersama Dinas Sosial daerah guna turun langsung ke lapangan.
Kemensos juga telah menyiapkan pembangunan Sekolah Rakyat permanen di beberapa daerah di Jawa Barat. Salah satunya berlokasi di Ciwidey, Kabupaten Bandung.
“Yang sudah siap antara lain tahun ini tidak salah di Kabupaten Bandung, yakni di Ciwidey. Sekolah sementaranya (untuk Kabupaten Bandung) sekarang di Jalak Harupat. Nanti akan dibangun di Ciwidey dan saat ini juga sudah ada beberapa di Provinsi Jawa Barat menyiapkan lahan," jelas Idit.
BACA JUGA:Pemantauan Digital Dorong Progres Sekolah Rakyat Capai 61,78 Persen
Program Sekolah Rakyat ini akan terdiri dari 100 unit sekolah berasrama yang menyediakan pendidikan secara gratis untuk jenjang SD, SMP, hingga SMA.
Seluruh kebutuhan dasar siswa, mulai dari pendidikan, akomodasi, hingga konsumsi, ditanggung sepenuhnya oleh negara.
Sekolah Rakyat menerapkan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan personal (individual approach).
BACA JUGA:Sekolah Rakyat, Dulu dan Sekarang
Salah satu keunikan lainnya adalah sistem multi entry dan multi exit, yang memungkinkan siswa masuk kapan saja tanpa menunggu tahun ajaran baru, serta menyelesaikan pendidikan sesuai dengan capaian belajarnya.