Hampir seratus hari setelah makan siang yang berujung maut itu, Erin Patterson akhirnya ditangkap. Pada 2 November 2023, aparat kepolisian mendatangi rumahnya di Leongatha, Victoria, Australia, membawa surat penggeledahan dan tuduhan pembunuhan. Saat itu, publik belum tahu seberapa jauh kasus ini akan berkembang. Yang terang, tim penyidik sudah merangkai potongan informasi acak membentuk pola
DARI awal, Erin bersikap kooperatif. Dia menuruti pemeriksaan polisi, menyerahkan ponsel dan komputer, juga mau berbicara dengan petugas kesehatan.
Namun di balik sikap terbuka itu, ada inkonsistensi yang mengusik penyidik. Erin sempat mengaku tidak memiliki alat pengering makanan. Padahal, kemudian polisi menemukan alat itu di tempat pembuangan sampah. Hasil uji laboratorium menunjukkan jejak jamur death cap di dalamnya.
Kebohongan itu menjadi titik balik. "Saya akui saya berbohong karena saya takut akan dianggap bertanggung jawab," kata Erin saat bersaksi di pengadilan.
BACA JUGA:Pembunuhan Jamur Beracun yang Menghebohkan Australia (1): Berdalih Kanker, Undang Makan Siang
BACA JUGA:4 Hal untuk Membedakan Jamur Beracun dan Tidak Beracun di Alam Liar
Namun penyidik tidak hanya bergantung pada pengakuan itu. Mereka menelusuri rekam jejak digital Erin. Salah satu temuan penting adalah pencarian online tentang lokasi jamur death cap yang tersebar di situs komunitas pencinta alam. Lokasi itu berada tak jauh dari rumahnya. Dan Erin sudah mencari informasi itu pada 2022. Setahun sebelum insiden makan siang.
Jejak digital itu diperkuat oleh informasi lokasi ponsel. Ada kemungkinan besar bahwa Erin mengunjungi area tumbuhnya jamur itu.
Tim forensik kemudian membongkar ulang apa yang terjadi di dapur rumah Erin pada 29 Juli 2023. Mereka mengetahui bahwa daging sapi untuk beef Wellington dibeli dalam potongan fillet yang mahal. Jamur diolah menjadi duxelles, yakni campuran jamur cincang yang ditumis. Semuanya dibungkus dalam lapisan pastri. Masing-masing tamu mendapat stu porsi.
Perhatian tertuju pada salah satu detail kecil namun mencolok. Para tamu makan dari piring abu-abu. Sedangkan Erin makan dari piring oranye kecil. Pendeta Ian Wilkinson, satu-satunya yang selamat, memberikan kesaksian itu. Ian tidak bisa menjelaskan mengapa, tapi fakta itu sulit diabaikan oleh juri.
WAJAH DINGIN Erin Patterson ketika dibawa ke penjara selepas sidang di Morwell, Australia, 12 Mei 2025.-MARTIN KEEP-AFP-
Apalagi, setelah makan siang, Erin tidak menunjukkan gejala keracunan seperti tamu lainnya. Ini menjadi salah satu indikasi bahwa dia tidak memakan jamur yang sama.
Pola kebohongan Erin mulai terlihat jelas di pengadilan. Erin mengaku kepada para tamu bahwa dirinya menderita kanker. Juga minta nasihat tentang cara menyampaikan diagnosis itu kepada anak-anak. Tetapi catatan medis membuktikan bahwa Erin tidak pernah terkena kanker.
Jaksa menyebut kebohongan tersebut sebagai upaya untuk memastikan kehadiran para tamu di makan siang. Dalam argumen mereka, Erin menciptakan suasana empati dan kedaruratan emosional. Akibatnya, para tamu memilih datang. Meskipun, hubungan mereka dengan Erin tidak baik-baik saja (baca edisi Selasa, 8 Juli 2025).
Pernyataan itu diperkuat oleh pesan teks yang dikirim Erin kirim kepada suaminya, Simon. “Aku harap kamu berubah pikiran,” tulis Erin. Namun Simon merasa “tidak nyaman” dan memilih untuk tidak datang.