BACA JUGA:Manfaat Jamur Tiram untuk Kesehatan Tubuh yang Tak Boleh Dilewatkan
BACA JUGA:Judi Online Makin Menjamur, Pemerintah Promosi hingga Blokir Rekening dan E-Wallet
Beberapa bulan sebelum kejadian, hubungan mereka memang memburuk. Mereka berselisih tentang siapa yang harus membiayai anak-anak mereka. Di media sosial, Erin sempat menulis kepada seorang teman: “Aku muak dengan semua ini. Aku tidak mau berurusan lagi dengan mereka.”
Tentu, pengacara Erin tak tinggal diam. Colin Mandy, sang pengacara, mengatakan bahwa kliennya tidak pernah secara sengaja meracuni para tamu. Itu hanya ’’kecelakaan.”
Namun bagi juri, akumulasi bukti mengarahkan pada satu kesimpulan. Bahwa ada maksud tersembunyi di balik makan siang tersebut. Buktinya adalah rangkaian kebohongan Erin, soal penyakit, jejak digital, alat pengering makanan yang dibuang, hingga pola sajian makanan.
Sepanjang persidangan yang berlangsung lebih dari dua bulan, pengadilan di kota Morwell menjadi magnet perhatian. Tidak hanya media Australia, tapi juga jurnalis dari luar negeri, podcaster, dan penggemar kisah kriminal berdatangan. Ruang sidang penuh sesak setiap hari.
MARTIN KEEP-AFP-WILLIAM WEST-AFP-
Bagi banyak orang, kisah Erin memiliki unsur-unsur yang memikat: makanan lezat, keluarga yang tampaknya biasa-biasa saja, dan tragedi yang terjadi di lingkungan yang tampaknya tak mungkin menyimpan kejahatan sebesar itu.
Namun di balik ketertarikan publik, tersimpan luka yang mendalam. Don dan Gail Patterson dimakamkan berdampingan di pemakaman kecil di Korumburra, hanya beberapa kilometer dari rumah tempat mereka menghabiskan makan siang terakhir. Di atas batu nisan mereka tertulis: "Ingatlah bahwa kematian bukanlah akhir."
Di tengah semua itu, Pastor Ian Wilkinson tetap menjadi saksi hidup yang tak tergantikan. Ia mengikuti hampir seluruh jalannya persidangan, duduk diam di kursi pengunjung dengan ekspresi tenang tapi penuh pertanyaan.
Ketika tiba saatnya memberikan kesaksian, ia berkata, “Saat kami bertemu, hubungan kami baik. Kami tidak pernah bertengkar atau berselisih. Dia tampak seperti orang biasa.”
BACA JUGA:Istri Tutupi Jejak Pembunuhan terhadap Suami di Jombang
BACA JUGA:Pembunuhan dalam Senyap, Istri Racuni Suami hingga Tewas di Jombang
Ucapan itu menggambarkan inti dari misteri tersebut: bagaimana seseorang yang terlihat biasa dapat dituduh melakukan sesuatu yang luar biasa kejam. Bagi juri, waktu sepekan cukup untuk membuat keputusan.
Erin Patterson dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan.
Vonis bersalah telah dijatuhkan. Namun pertanyaan terbesar belum terjawab: mengapa? (*)