HARIAN DISWAY - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur menyoroti kebijakan pemerintah pusat yang kembali membuka kuota impor sapi untuk tahun 2025. Mereka meminta agar pemerintah memberi perlindungan nyata kepada peternak lokal agar tidak menjadi korban dari kebijakan tersebut.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana, menyatakan bahwa impor dalam bentuk sapi masih bisa ditoleransi. Terutama jika diarahkan untuk memperkuat kualitas bibit lokal melalui program persilangan. Namun, ia menolak keras apabila kebijakan impor dilakukan dalam bentuk daging sapi.
“Kalau sapi ndak apa-apa ya, kalau daging jangan. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus agar peternak lokal tidak jadi korban,” tegas Renny di Surabaya, Selasa, 1 Juli 2025.
Menurut Renny, impor daging justru bisa menjadi ancaman serius bagi kelangsungan usaha peternak kecil yang ada di berbagai daerah. Ia mengingatkan bahwa daging impor berpotensi menurunkan daya saing sapi lokal karena harga yang lebih murah dan kualitas yang sulit ditandingi.
BACA JUGA:Kader PDIP Jadi Pelopor Koperasi, Said Abdullah: Ini Jalan Gotong Royong Ekonomi
BACA JUGA:PDIP Jawa Timur Gelar Ziarah Nasional Ke Makam Bung Karno
“Kalau berbentuk sapi masih oke, kalau berbentuk daging itu ngeri. Pasti akan mengurangi daya saing peternak lokal. Insya Allah tidak akan menimbulkan dampak negatif kebijakan ini. Saya yakin nanti terbentuk keseimbangan dan harga baru,” ujarnya optimistis.
Renny yang juga Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim menambahkan, kebijakan impor semestinya diikuti dengan langkah-langkah pendukung di sektor peternakan domestik. Menurutnya, dukungan itu mencakup penyediaan bibit unggul, pakan ternak berkualitas, hingga penanganan penyakit hewan.
“Kami berharap dengan kebijakan ini, kebutuhan daging sapi di Jawa Timur dan Indonesia secara umum dapat terpenuhi tanpa menimbulkan dampak negatif yang besar bagi peternak lokal,” ujar politisi asal Kediri yang akrab disapa Bunda Renny itu.
Senada dengan Renny, anggota Komisi B DPRD Jatim dari Fraksi PDIP, Oni Setiawan, mengingatkan bahwa Jawa Timur merupakan salah satu lumbung sapi nasional. Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah benar-benar melindungi pasar sapi lokal dari potensi tekanan akibat kebijakan impor.
BACA JUGA:PDIP Jatim Salurkan 403 Sapi dan 1.410 Paket Daging Kurban di Iduladha 1446 H
BACA JUGA:Megawati dan PDIP Jatim Sumbang Ratusan Sapi Kurban, Dua Sapi Mega untuk Bung Karno
“Jatim adalah salah satu lumbungnya sapi untuk stok nasional. Maka perlu perlindungan khusus. Jangan sampai sapi impor malah menjatuhkan harga sapi lokal Jatim,” tegas Oni.
Ia menilai bahwa masuknya sapi impor sering kali berujung pada ketidakseimbangan pasar. Harga sapi lokal bisa jatuh, dan peternak kecil menjadi korban karena biaya produksi yang tak sebanding dengan pendapatan.
“Ini yang juga harus diperhatikan dengan serius oleh pemerintah atas kebijakannya itu,” katanya.