SURABAYA, HARIAN DISWAY – Kehadiran taksi listrik asal Vietnam, Xanh SM, di Surabaya mulai memicu kegelisahan di kalangan pelaku transportasi lokal.
Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyayangkan sikap Pemkot Surabaya yang dinilai mendadak memberikan izin operasi tanpa melibatkan mereka dalam prosesnya.
BACA JUGA:Taksi Listrik Asal Vietnam akan Beroperasi di Surabaya, Eri Wajibkan Pakai Pekerja Lokal
Ketua DPC Organda Surabaya Sonhaji Ilahoh menegaskan bahwa pihaknya tidak menolak kehadiran transportasi ramah lingkungan.
Namun, ia menyoroti proses pemberian izin yang dinilai tertutup dan minim sosialisasi.
“Kami tidak takut bersaing. Tapi mohon izinnya sesuai aturan. Ada sosialisasi dulu ke kami. Jangan diam-diam dan mendadak seperti ini,” ujar Sonhaji, Sabtu, 19 Juli 2025.
BACA JUGA:Penumpang SB dan Wirawiri Meningkat di Libur Lebaran
Menurutnya, organda dan pelaku usaha transportasi lokal seharusnya diajak duduk bersama sebelum pemerintah membuka ruang bagi investor asing.
Ia khawatir, pelaku usaha lama akan semakin terpinggirkan di tengah gempuran transportasi daring dan kini ditambah taksi listrik asing.
“Angkutan kota seperti lyn dan bus lokal sudah terseok-seok karena persaingan dengan Grab dan Gojek. Kalau sekarang muncul lagi pemain asing, bagaimana nasib kami?” ucapnya.
BACA JUGA:Bus Trans Jatim Koridor VII Segera Beroperasi, Hubungkan Sidoarjo-Gresik-Surabaya
Sonhaji menyebut, berdasarkan pengamatannya, ratusan unit taksi listrik Xanh SM telah tiba di Surabaya.
Mobil-mobil tersebut disebut sudah terparkir di kawasan Jalan Wisata Menanggal dan diproyeksikan akan digunakan sebagai pool operasional di bekas area ruko yang sebelumnya mangkrak.
“Kami hanya ingin agar pelaku usaha lokal juga dilibatkan dan tidak ditinggalkan dalam transformasi transportasi kota,” tandasnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendukung rencana masuknya taksi listrik ke Kota Pahlawan. Namun, investor yang bergerak di taksi listrik harus membuka lapangan kerja untuk warga lokal.