BACA JUGA:339 WNI Terjebak Penipuan Daring di Kamboja
Langit di perbatasan tak lagi dipenuhi asap mesiu. Tapi bukan berarti ketakutan telah pergi. Keheningan yang menyelimuti terasa jauh lebih mencekam dari deru roket. Seolah Bumi pun menahan napas.
Di dalam tenda pengungsian yang sesak, di balik pintu rumah yang ditutup rapat, ribuan jiwa hidup dalam jeda yang gentar. Mereka tahu, keputusan-keputusan besar tengah diperdebatkan di ruang diplomasi yang jauh.
Harapan kini digantungkan pada sidang Dewan Keamanan PBB. Di antara bisikan doa dan tatapan yang kosong, terselip satu kerinduan sederhana. Bahwa esok akan datang tanpa tangisan. Tanpa darah. Dan bahwa perbatasan yang kelelahan ini akhirnya bisa beristirahat. (*)