HARIAN DISWAY - Pemimpin Thailand dan Kamboja resmi menyepakati gencatan senjata tanpa syarat pada Senin 28 Juli 2025.
Kesepakatan dicapai setelah lima hari bentrokan mematikan di wilayah perbatasan yang disengketakan.
Kesepakatn tersebut diumumkan usai pertemuan damai yang dimediasi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Putrajaya.
Gencatan senjata ini berlaku mulai tengah malam waktu setempat (1700 GMT), menjadi titik terang pertama sejak konflik meletus Kamis lalu.
Pertempuran di sepanjang wilayah perbatasan itu telah menewaskan sedikitnya 36 orang dan memaksa lebih dari 270.000 warga dari kedua negra tersebut meninggalkan rumah mereka.
BACA JUGA:Berharap Ada Damai, Thailand dan Kamboja Sepakat Bertemu
BACA JUGA:Konflik Thailand–Kamboja Tewaskan 35 Orang, Ratusan Ribu Warga Sipil Mengungsi
Dalam konferensi pers bersama, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa kedua negara tersebut telah menyepakati “gencatan senjata segera dan tanpa syarat” sebagai langkah awal menuju de-eskalasi.
Ia menyebut komitmen ini sebagai sinyal penting untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Kami mengadakan pertemuan yang sangat baik dan hasil yang sangat baik,” kata Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, yang hadir langsung dalam perundingan tersebut bersama Pejabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai.
Hun Manet juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas dukungan yang disebutnya “tegas”.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Masih Sekedar Wacana, Bentrokan Thailand-Kamboja Berlanjut di Hari Keempat
Trump sebelumnya menyatakan bahwa kedua negara tersebut telah sepakat untuk segera menyelesaikan gencatan senjata, di tngah tekanan dari Washington terkait negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.
Phumtham menegaskan bahwa Thailand tetap mengedepankn resolusi damai sambil menjaga kedaulatan nasional dan keselamatan rakyatnya.