Setengah Juta Warga Dievakuasi akibat Konflik di Perbatasan Kamboja–Thailand Memanas

Setengah Juta Warga Dievakuasi akibat Konflik di Perbatasan Kamboja–Thailand Memanas

Tenda-tenda pengungsi di kamp sementara yang didirikan di sebuah pagoda selama bentrokan di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand di provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 11 Desember 2025-Tang Chhin Sothy-via AFP

HARIAN DISWAY - Pertempuran kembali pecah di perbatasan Kamboja dan Thailand pada hari Kamis, 11 Desember 2025 terjadi serangan artireli di dekat Kuil Khnar.

Sedikitnya 15 orang tewas dalam konflik perbatasan yang kembali memanas pada minggu ini, termasuk tentara Thailand dan warga sipil Kamboja.

Setengah juta orang telah dievakuasi di perbatasan Kamboja dan Thailand ke tempat yang lebihaman pada hari Rabu, 10 Desember 2025.

Kementerian pertahanan Kamboja mengatakan lebih dari 101.000 orang telah dievakuasi, sementara di Thailand, pihak berwenang mengatakan lebih dari 400.000 warga sipil telah mencari perlindungan.

BACA JUGA:Panas Lagi, Thailand Hentikan Kesepakatan Damai dengan Kamboja Usai Ledakan Ranjau di Perbatasan

BACA JUGA:Trump Tetapkan Tarif 0% untuk Barang dari Thailand, Malaysia, dan Kamboja, RI Masih Nego

Pada bulan Oktober lalu, Presiden AS Donald Trump mendukung deklarasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja saat konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN di Malaysia, namun kedua negara tersebut saling tuduh telah melanggar kesepakatan itu.

Presiden AS Donald Trump mengatakan, ia berharap dapat berbicara pada hari Kamis dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja untuk menuntut penghentian bentrokan yang kembali terjadi di antara mereka.


Warga pengungsi berjalan di kamp sementara yang didirikan di sebuah pagoda selama bentrokan di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand di provinsi Siem Reap, Kamboja, pada 11 Desember 2025.-Tang Chhin Sothy-via AFP

"Saya rasa saya dijadwalkan untuk berbicara dengan mereka besok," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Rabu 10 Desember 2025.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul pada hari yang sama menyatakan siap berunding dengan Trump terkait konflik perbatasan dengan Kamboja.

BACA JUGA:Thailand dan Kamboja Sepakati Gencatan Senjata Bersejarah di KTT ASEAN Malaysia

BACA JUGA:Panas Lagi, Thailand Tembak Gas Air Mata ke Demonstran Kamboja di Perbatasan Sengketa

"Jika Presiden AS memanggil, kita harus menjawab dan berbicara dengannya. Tapi, kita perlu menjelaskan situasinya supaya ia paham," kata Charnvirakul merespons pertanyaan terkait kemungkinan pembicaraan dengan Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber