"Acara ini memang cukup melelahkan tetapi karena semua tamu puas, maka rasa capek itu hilang," ujar Dekan FISIP Untag Surabaya, Ayun Maduwinarti. Dia terlihat puas, tidak hanya karena konferensi berjalan lancar selama tiga hari, tetapi juga karena Surabaya berhasil menyampaikan ceritanya.
BACA JUGA:Jejak Soekarno yang Dikenang Oleh Untag Surabaya dari Rumah Cokro ke Wisma Yaso
BACA JUGA:SISI, Chatbot Mahasiswa Untag Surabaya yang Bantu Menjawab Pertanyaan Seputar Kampus
Ayun percaya kegiatan ini bukan hanya memberi dampak dalam bidang keilmuan, tetapi juga memperkenalkan sosiokultur kota pada dunia. “Kota ini punya banyak cerita yang layak dibagikan,” paparnyi.
Dan memang benar, tak ada sesi penutupan yang lebih hidup dari berjalan kaki di antara gang bersejarah, menyeruput limun lokal, dan mendengar kisah kota dari mulut anak-anak muda yang mencintai tanahnya. ICOSPACS 2025 mungkin selesai, tapi kisahnya terus berjalan dalam ingatan para pesertanya. (*)