Hal itu menandakan Jawa Pos habis-habisan. Berspekulasi, bisa habis beneran.
Pikirku, dengan berita tersebut, pembacanya bakal membela Jawa Pos. Walau dengan risiko, sebagian pembaca meninggalkannya. Jawa Pos tak peduli. Yang penting menang.
Namun, tak semua isi bumi orang buruk. Ada setitik sinar sakti, nun jauh di sana. Kelap-kelip di gulita malam. Bersiaga di ufuk timur cakrawala. Itulah kebenaran yang dipegang para kesatria.
Ia bisa meluncur dengan luar biasa cepat menghunjam bumi. Jika ia melihat ketidakadilan. Ia pengadil yang sesungguhnya.
Apakah kesatria sakti itu yang jadi pengadil di perkara gugatan Dahlan ke Jawa Pos? Belum bisa dijawab sekarang. Senin, hari ini, baru sidang kedua dari rangkaian sidang perkara tersebut.
Sang kesatria sakti akan menunjukkan jati dirinya saat membaca vonis nanti. Sudah pasti beban psikologis sang kesatria sangat berat. Sudah menanggung beban berat, hasilnya cuma ucapan terima kasih dari pemenang. Hambar dan sepi. Dari gemerlap dunia. (*)