Pembunuhan Antarteman, Dibacok Celurit di Bandung: Mengapa Remaja Membunuh?

Selasa 05-08-2025,05:33 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

BACA JUGA:Pembunuhan dan Mutilasi Itu Terkuak dari Cincin Bermata Love

Dikutip dari National Library of Medicine, 7 November 2007, berjudul Biopsychosocial Characteristics of Children Who Later Murder: A Prospective Study, diungkap hasil riset tentang itu.

Riset dilakukan di New York, Amerika Serikat (AS), oleh tujuh pakar dari Department of Psychiatry, New York University School of Medicine

Responden tujuh remaja pria sudah ditangkap polisi karena pembunuhan. Sebagian kelompok pembanding juga diambil 24 mantan narapidana pria remaja yang melakukan kejahatan, bukan tindak kekerasan dan pembunuhan. Wawancara dilakukan setelah 24 remaja itu sudah bebas penjara.

BACA JUGA:Pembunuhan saat Online

BACA JUGA:Pembunuhan Satu Keluarga saat Pagi Buta di Kediri

Riset menyangkut karakteristik neuropsikiatri dan keluarga masa kanak-kanak dari sembilan subjek utama. 

Tim peneliti menghubungkan kombinasi faktor-faktor itu dengan prediksi kekerasan dan membahas isu-isu etika yang terlibat dalam intervensi untuk mencegah kekerasan.

Periset mendokumentasikan faktor-faktor psikologis, neurologis, dan pengalaman yang secara konsisten muncul dalam kasus sembilan remaja yang kemudian melakukan pembunuhan. Itu dibandingkan dengan 24 pelaku kenakalan yang bukan tindak kekerasan dan pembunuhan.

BACA JUGA:Pembunuhan Penyanyi di Bandung Dipicu Korban

BACA JUGA:Pembunuhan Akibat Postpartum Depression

Dan, 24 responden itu sudah enam tahun bebas penjara tidak melakukan tindak kekerasan dan/atau pembunuhan.

Periset menyatakan: ”Sejauh pengetahuan kami, semua literatur tentang anteseden neuropsikiatri pembunuhan bersifat retrospektif (tinjuan masa silam).”

Ditemukan, para pembunuh menunjukkan konstelasi karakteristik biopsikososial yang mencakup gejala psikotik, gangguan neurologis mayor, kerabat tingkat pertama yang psikotik, tindakan kekerasan yang mereka alami di masa kanak-kanak, dan kekerasan fisik berat lainnya yang mereka alami di masa lalu.

Tindak kekerasan bisa dilakukan anggota keluarga atau pengasuh mereka.

Sedangkan pada kelompok pembanding tidak ditemukan tindakan kekerasan yang mereka alami di masa kecil, dulu. Itulah yang membedakan dua kelompok responden tersebut. 

Kategori :