GRESIK, HARIAN DISWAY - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani meresmikan gedung Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 37 Gresik, Senin, 4 Agustus 2025.
Gedung yang berlokasi di Kecamatan Sidayu itu merupakan hasil revitalisasi dari eks UPT SMPN 30 Gresik.
Bangunan tersebut disulap menjadi ruang belajar dan asrama bagi siswa-siswi dari keluarga prasejahtera.
Sebab, gedung eks SMPN 30 dianggap kurang efektif. Karena bersebelahan langsung dengan SMP lain. Sehingga siswanya di-regrouping ke SMP 6 Gresik.
”Peluang itu langsung kami sampaikan ke Kementerian Sosial. Dan, Alhamdulillah, usulan kami diterima. Lokasi ini (UPT SMPN 30 Gresik, Red) sekarang menjadi tempat pelaksanaan Sekolah Rakyat di Gresik,” kata Gus Yani, sapaan bupati Gresik.
Gus Yani menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas kepercayaan yang diberikan kepada Gresik sebagai lokasi pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Dalam waktu hanya enam bulan, kata Gus Yani, Pemkab Gresik berhasil menyusun dan menjalankan seluruh skema pelaksanaan SRMA.
Mulai dari penyediaan fasilitas hingga rekrutmen tenaga pengajar. ”Setelah diresmikan, kami sangat optimistis program ini berjalan baik ke depan. Karena program ini memuliakan masyarakat kurang beruntung,” ujarnya.
BACA JUGA:Sekolah Rakyat Menengah Atas 37 Gresik Diresmikan (1): Jadi Jalan Terang Gapai Cita-cita
BACA JUGA:Pariwisata Gresik Tumbuh 8,67 Persen, Strategi Digital dan Event Budaya Jadi Kunci
Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Prof Agus Zainal Arifin mengapresiasi langkah Pemkab Gresik yang bersungguh-sungguh menyukseskan Sekolah Rakyat.
Menurutnya, seluruh infrastruktur penunjang pendidikan dan asrama siap ditempati. Gedung, sarana belajar, kamar asrama, fasilitas MCK, hingga dapur umum disiapkan dalam waktu enam bulan. Dengan pengawasan langsung dari Pemkab Gresik.
Tidak hanya itu, para siswa akan mendapatkan dukungan penuh fasilitas dan bantuan dari Kementerian Sosial, sebagai bagian dari jaminan kesejahteraan pendidikan. ”Apa yang dilakukan Pemkab Gresik ini adalah keberpihakan sosial yang nyata,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SRMA 37 Gresik Rangga Pratama Wahyudiarta menjelaskan, 75 siswa akan menjalani MPLS selama dua minggu ke depan. Kemudian, para guru akan menjalani proses matrikulasi selama 2-3 bulan. Itu untuk mempersiapkan pendekatan belajar yang adaptif.
“Selama masa awal, siswa akan mengikuti program pengenalan yang menyenangkan. Agar mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan asrama,” jelas Rangga.