BACA JUGA:Rekonstruksi Pembunuhan Driver Ojol di Sidoarjo: Mayat Dikemas Paket COD
Namun harapan itu pupus setelah kepolisian mengonfirmasi bahwa Diva telah meninggal dunia dengan cara yang sangat tragis. Hati sang ibu pun hancur seketika setelah mengetahui kabar tersebut.
Kasus ini menyita perhatian luas masyarakat, terlebih karena korban dikenal aktif dan berprestasi.
Ia tengah mempersiapkan diri untuk tampil dalam upacara kemerdekaan sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka), sebuah kehormatan bagi pelajar di Indonesia.
BACA JUGA:Cerita Ibunda Sevi, Driver Ojol Korban Pembunuhan karena Dendam Lama
Pihak kepolisian setempat sudah mengamankan pelaku dan tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait motif dan kronologi kejadian.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia.
Masyarakat mendesak agar pelaku dihukum seberat-beratnya dan aparat bertindak tegas dalam menangani kasus serupa.
BACA JUGA:Pembunuhan Driver Ojol Asal Sidoarjo di Gresik: Pelaku Pancing Korban
Kepergian Diva Febriani, anggota Paskibraka Mandailing Natal, Sumatera Utara, meninggalkan duka bagi seluruh anggota Purna Paskibraka Indonesia (PPI).
Begitu pula dengan PPI Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Mereka menggelar aksi solidaritas dan mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai simbol duka mendalam.
Pengibaran itu sebagai bentuk dukungan moril atas duka yang dialami oleh keluarga besar Paskibraka Indonesia.
BACA JUGA:Pembunuhan-Pemerkosaan Gadis Terborgol di Cisauk, Tangerang: Waspadai Pacar Toksik
Suasana haru menyelimuti puluhan anggota Paskibra dan PPI yang berdiri membentuk lingkaran.
Beberapa menunduk khidmat, beberapa lainnya menangis tak kuasa menahan pilu.
Tentu saja, kematian Diva mengguncang jiwa para Paskibraka se-Nusantara. Di tengah semangat latihan menyambut upacara kenegaraan, berita duka ini datang seperti petir di siang bolong.