BWM Go Digital dari Nanjing

Jumat 08-08-2025,15:51 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

BACA JUGA:BRI Serahkan Tabungan Emas hingga BMW 520i M Sport ke Nasabah Loyal di BRImo FSTVL 2024

BACA JUGA:Spesifikasi BMW M3 Touring dan BMW Seri 3, Mobil Premium Terbaru BMW

Pada 30 Juli, Dassault Systèmes, perusahaan perangkat lunak asal Prancis, membuka anak perusahaan barunya di Nanjing. Perusahaan itu sudah 20 tahun beroperasi di pasar Tiongkok, dengan 60 ribuan klien lokal. Kini mereka menancapkan akar lebih dalam dengan menawarkan platform software-as-a-service (SaaS) untuk manufaktur digital.

Sasaran awalnya jelas: manufaktur cerdas dan industri baja. Namun ekspansi tak berhenti di sana. Dassault menargetkan sektor dirgantara, biofarmasi, dan industri teknologi tinggi lainnya.

“Industri manufaktur peralatan canggih dan dirgantara di Nanjing tumbuh sangat cepat,” ujar Xu Feng, Wakil Wali Kota Nanjing. “Permintaan transformasi digital dari industri di sini sangat cocok dengan kekuatan teknologi Dassault,” tambahnya.

Harus diakui, Provinsi Jiangsu kini menjadi magnet investasi asing berteknologi tinggi. Fokusnya bukan lagi hanya produksi. Tapi juga kantor pusat, R&D, dan manufaktur canggih.


PENGUNJUNG PAMERAN terpikat pada mobil BMW Concept Skytop dalam ajang 21st Shanghai International Automobile Industry Exhibition, 23 April 2025.-WANG ZHAO-AFP-

Selama paro pertama 2025, provinsi itu mencatat investasi asing langsung (FDI) sebesar USD 11,54 miliar. Angka itu mengukuhkan Jiangsu sebagai wilayah terdepan dalam perolehan investasi asing di Tiongkok.

Samson Khaou, Wakil Presiden Eksekutif Dassault Systèmes, menyebut kunci keberhasilan perusahaan adalah komitmen lokal. “Alasan kami bisa tumbuh sejauh ini karena kami konsisten dengan filosofi ‘In China, For China, With China’,” katanya.

“itu yang memungkinkan kami membawa praktik terbaik dunia untuk membantu transformasi digital industri di Tiongkok. Terutama di Jiangsu,” tambahnya.

Optimisme investor asing terhadap pasar Tiongkok masih tinggi. Survei terbaru dari Kamar Dagang Prancis di Tiongkok menyebut 60 persen perusahaan Prancis telah beroperasi di sana lebih dari 10 tahun. Bahkan, seperempat dari mereka berencana menambah investasi hingga 2025. Dan fokus utamanya adalah manufaktur berteknologi tinggi dan digitalisasi industri.

BACA JUGA:Nasabah BRI Bawa Pulang BMW hingga Ribuan Tabungan Emas dalam BRImo FSTVL 2024

BACA JUGA:Fakta-Fakta Mobil BMW Terbang dari Ujung Tol Krian-Gresik

Pemerintah pusat pun tak tinggal diam. Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Ling Ji mengungkap bahwa target akumulasi investasi sebesar USD 700 miliar untuk periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021–2025) telah tercapai lebih awal.

Hingga akhir Juni 2025, penggunaan aktual FDI Tiongkok telah mencapai USD 708,73 miliar. Sebanyak 229 ribu perusahaan asing baru telah berdiri di periode tersebut. Naik 25 ribu dibanding periode lima tahun sebelumnya.

Menurut Ling, tren investasi asing kini bergeser ke sektor teknologi tinggi. Banyak perusahaan multinasional mendirikan kantor regional dan pusat R&D global di Tiongkok. Pemerintah pun menggulirkan kebijakan baru untuk mempercepat tren itu.

Kategori :