Surat edaran dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dan kementerian terkait menawarkan insentif agar perusahaan asing bersedia menanamkan kembali modal di Tiongkok. Isi kebijakannya meliputi percepatan izin proyek, optimalisasi alokasi lahan, kemudahan transaksi valuta asing, hingga perluasan akses pembiayaan.
BACA JUGA:MotoGP Gempar! Toprak Razgatlioglu Dikabarkan Tinggalkan BMW untuk Honda
BACA JUGA:Balap Liar BMW Vs Fortuner Memakan Korban
Bosch dan Siemens menjadi contoh lain dari agresivitas manufaktur pintar di Tiongkok. abrik mesin cuci pintar milik mereka di Jiangsu dilengkapi teknologi 5G dan Internet of Things (IoT). Dengan kapabilitas itu, satu unit mesin cuci selesai diproduksi setiap 24 detik.
“Kami selalu berkomitmen kuat terhadap pasar Tiongkok,” ujar Simon Song, Presiden BSH Home Appliances Greater China.
“Selama enam tahun ke depan, kami berencana menginvestasikan lebih dari 3 miliar yuan (sekitar USD 420 juta) hanya untuk R&D di sini,” tutupnya.
BACA JUGA:WSBK 2025 Dimulai dengan Kontroversi BMW M1000RR dan Aturan Super Konsesi
Dari pusat inovasi BMW di Nanjing hingga mesin cuci pintar yang meluncur setiap 24 detik, satu hal menjadi jelas: Tiongkok tak lagi sekadar pabrik dunia. Ia tengah membentuk dirinya sebagai laboratorium masa depan industri global. Dan dunia sedang menyaksikan. (*)