4 Dampak dan 5 Langkah Mempaktikkan Manifesting

Jumat 15-08-2025,17:32 WIB
Reporter : Pingki Maharani*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Bayangkan Anda sedang duduk di meja kerja yang sepi. Di benak, Anda membayangkan hari-hari yang berbeda: pekerjaan yang membuat hati bersemangat, rumah yang hangat dan indah, atau hubungan yang penuh dukungan.

Bukan sekadar khayalan singkat, tapi gambaran yang terasa nyata, seakan-akan Anda sudah hidup di dalamnya. Inilah yang disebut manifesting, sebuah fenomena yang menggabungkan kekuatan pikiran, emosi, dan tindakan untuk menciptakan kenyataan yang diinginkan.

Meski belakangan ini viral di media sosial, konsep manifesting memiliki akar sejarah yang panjang. Pada abad ke-19, gerakan New Thought di Amerika dan Eropa mempopulerkan ide bahwa pikiran positif dapat memengaruhi realitas.

BACA JUGA: 8 Tip Bikin Kamar Aesthetic ala Pinterest yang Nyaman dan Personal

Tokoh seperti Phineas Quimby dan, kemudian, Pythagoras (jauh sebelumnya) meyakini hubungan erat antara pikiran, getaran energi, dan hasil hidup seseorang.

Popularitas manifesting melonjak pada 2006 melalui buku dan film The Secret karya Rhonda Byrne, yang memopulerkan Law of Attraction.

Pesan intinya sederhana: apa yang Anda pikirkan dan rasakan dengan kuat, akan menarik pengalaman serupa ke dalam hidup Anda.

BACA JUGA: Paket Nikah Murah Bikin Resah, Calon Pengantin dan Fotografer Tertipu MUA Asal Surabaya

Kini, dengan adanya platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube, manifesting bukan lagi wacana terbatas, melainkan bagian dari percakapan global.

Manifesting dimulai dari niat. Seseorang menetapkan tujuan yang jelas—bukan sekadar “ingin bahagia,” tetapi lebih spesifik, seperti “memiliki pekerjaan di bidang kreatif dalam enam bulan.”

Setelah itu, ada proses visualisasi, yaitu membayangkan secara rinci bagaimana tujuan itu tercapai: suasana, warna, suara, bahkan aroma yang menyertainya.

BACA JUGA: 6 Tip Belanja Cerdas saat Payday, Dompet Tetap Aman Sampai Akhir Bulan

Lalu datang afirmasi positif, yakni kalimat yang diulang setiap hari untuk memperkuat keyakinan diri, seperti “Saya layak mendapatkan pekerjaan yang saya cintai.”

Namun, psikologi modern menekankan bahwa manifesting efektif hanya jika dibarengi tindakan nyata. Teori self-efficacy dari Albert Bandura menjelaskan: keyakinan bahwa kita mampu melakukan sesuatu akan mendorong kita mengambil langkah yang meningkatkan peluang keberhasilan.

Artinya, pikiran positif harus menjadi bahan bakar untuk bekerja lebih fokus, bukan menggantikan usaha itu sendiri. Manifesting menarik karena memberi rasa kendali di tengah ketidakpastian.

Kategori :