Mengenal Helper’s High: Rasa Bahagia setelah Melakukan Kebaikan dan Penjelasan Ilmiahnya

Mengenal Helper’s High: Rasa Bahagia setelah Melakukan Kebaikan dan Penjelasan Ilmiahnya

Rasa hangat dan bahagia setelah menolong bukan kebetulan, helper’s high muncul lewat respons psikologis dan biologis yang menenangkan. --iStock

HARIAN DISWAY - Setelah membantu seorang teman ada perasaan positif yang muncul. Meskipun, bantuan yang diberikan kecil saja. Baik itu mengantarkan keperluan, mendengarkan keluh kesah, atau sekadar menemani membeli makanan. 

Ada kehangatan yang menjalar dari dada, seolah diri menjadi lebih tenang dan positif. Fenomena itu bukan sekadar perasaan sesaat yang kebetulan muncul. Semua orang pasti mengalami gejala itu.

Dalam dunia psikologi, fenomena itu bernama helper’s high. Istilah tersebut merujuk pada rasa bahagia dan ketenangan yang muncul setelah melakukan tindakan kebaikan

Psychology Today menerangkan bahwa istilah helper’s high digunakan untuk menggambarkan efek emosional positif yang muncul setelah tindakan altruistik, bahkan ketika bentuk kebaikannya sederhana.

BACA JUGA: Acts of Kindness, Kebaikan Kecil yang Berdampak Besar

BACA JUGA: Menebar Kebaikan Tanpa Batas: Makna dan Cara Merayakan Hari Aksi Kemanusiaan Sedunia 2025

Menurut Harvard Health Publishing, proses tersebut terjadi karena saat menolong, otak melepaskan hormon dopamin, oksitosin, dan endorfin yang berkaitan dengan rasa bahagia, ketenangan, dan ikatan sosial. 

Pelepasan hormon-hormon tersebut menciptakan sensasi nyaman yang meningkatkan suasana hati secara alami.

 
KEBAIKAN SPONTAN seperti membantu membawa barang sekaligus memapah orang tua saat berjalan mampu menghadirkan kelegaan emosional. --Pinterest

Oleh Greater Good Science Center UC Berkeley, efek tersebut kerap disamakan dengan runner’s high. Itu adalah kondisi euforia ringan setelah aktivitas fisik yang menenangkan.

Fenomena helper’s high juga menghadirkan sejumlah pengaruh positif bagi kesejahteraan emosional. Beberapa efek yang sering dijelaskan para ahli antara lain:

BACA JUGA: Reciprocity Principle, Alasan Mengapa Kita Merasa Harus Membalas Kebaikan

BACA JUGA: Sejarah Hari Kebaikan Sedunia 13 November, Begini Cara Memperingatinya!

1. Mengurangi Stres dan Rasa Cemas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: