Terakhir, ”Indonesia Maju” menggambarkan cita-cita bersama kita untuk menjadi negara maju. Cita-cita itu dicapai dengan meningkatkan daya saing global, pembangunan infrastruktur, dan tercapainya visi ”Indonesia Emas”. Universitas Airlangga memiliki peran krusial di sini.
Kita harus terus berupaya meningkatkan reputasi dan kontribusi di kancah internasional, menghasilkan riset-riset yang diakui dunia, dan mencetak lulusan yang mampu bersaing global. Kita harus menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan bangsa dari berbagai sektor.
Ketika menutup sambutannya, Prof Madyan menggarisbawahi bahwa semangat Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju adalah sebuah panggilan bagi kita semua. Panggilan untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita.
Mereka telah berjuang untuk merebut kemerdekaan, dan tugas kita sekarang adalah mengisinya dengan karya nyata. Jadikan kampus Universitas Airlangga sebagai pusat kolaborasi, tempat lahirnya inovasi yang menyejahterakan rakyat, dan wadah bagi para pemimpin masa depan yang akan membawa Indonesia ke puncak kejayaan.
”Mari, kita jadikan peringatan kemerdekaan ke-80 ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen kita. Teruslah berkolaborasi, teruslah berinovasi, dan teruslah berkarya untuk bangsa.” Demikian ajakan Prof Madyan di akhir pidatonya.
PRINGGODIGDO: REKTOR PERTAMA UNAIR
Di akhir upacara bendera, Prof Madyan menawarkan hadiah khusus berupa empat sepeda bagi peserta upacara. Syaratnya, mereka harus mampu menjawab pertanyaan yang diajukan rektor.
Pertanyaan yang dilontarkan Prof Madyan adalah siapa rektor pertama Universitas Airlangga (Unair) dan apa jabatan yang pernah beliau emban di awal pemerintahan Indonesia.
Prof Madyan sengaja mengenalkan mahasiswa kepada Prof. Mr. Abdoel Gaffar Pringgodigdo yang merupakan rektor pertama Unair dari tahun 1954 hingga 1961.
Sebelum menjadi rektor, Pringgodigdo adalah sarjana hukum lulusan Rijks Universiteit, Leiden, Belanda, dan pernah menjabat menteri kehakiman RI di Yogyakarta.
Rektor pertama Unair itu memiliki peran yang signifikan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Fakta itulah yang ingin diperlihatkan Prof Madyan agar para mahasiswa tahu bahwa pimpinan Unair memiliki kontribusi yang nyata dalam kemerdekaan RI.
Sekarang tugas kita semua sebagai generasi penerus adalah mengisi kemerdekaan dengan langkah-langkah nyata dan bermanfaat. (*)
*) Soetojo adalah dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam, Universitas Airlangga.
*) Bagong Suyanto adalah Dekan FISIP, Universitas Airlangga.