Kisah Pilu dari Kampung Padangenyang, Sukabumi: Bocah Digerogoti Cacing

Rabu 20-08-2025,13:14 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Mengenal Sistiserkosis, Penyakit Infeksi Ratusan Cacing Pita yang Viral di X

BACA JUGA:Pesta Halloween, Heidi Klum Jadi Cacing Gendut

Humas RSUD dr Irfan: ”Sepertinya pasien sering bermain di tanah tanpa alas kaki. Itu memperbesar risiko infeksi.”

Dijelaskan, infeksi itu terjadi ketika telur cacing tertelan lewat makanan, minuman, atau tangan kotor. Larva mengendap di usus, berkembang biak. Lalu, berpindah ke organ tubuh melalui aliran darah, bahkan hingga ke otak.

Raya diperiksa dengan berbagai alat medis. Akhirnya disimpulkan, dia terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides.

Dikutip dari National Library of Medicine, berjudul Adult Ascaris Worm Passing from the Mouth, dijelaskan:

Ascaris lumbricoides adalah infeksi manusia yang paling luas penyebarannya. Cacing Ascaris dewasa menghuni usus halus dan hanya menyebabkan sedikit penyakit di habitat normalnya, kecuali jika terjadi infeksi berat yang menyebabkan obstruksi usus. 

Cacing Ascaris yang berkeliaran dapat mencapai kondisi abnormal ketika bermigrasi melalui ampula vater, menyebabkan obstruksi bilier dengan kolangitis dan atau nekrosis pankreas. Cacing bisa keluar melalui hidung, anus dan kelamin perempuan.

Dokter Irfan: ”Raya dibawa ke rumah sakit dalam kondisi terminal. Penilaian saya, itu sudah amat sangat terlambat dibawa ke rumah sakit. Obat cacing yang kita berikan tidak bisa seefektif itu.”

Tim dokter di sana merawat intensif. Berdasar hasil CT scan, telur cacing ada juga di otak. Tim dokter mengeluarkan lebih dari 1 kilogram cacing hidup dan mati dari tubuh Raya. Jadi, bobot bocah itu ditambah 1 kilogram cacing.

Selasa, 22 Juli 2025, pukul 14.24 WIB, Raya meninggal. Setelah sembilan hari dia dirawat di sana. Biayanya lebih dari Rp 23 juta. Siapa yang membayar?

Iin: ”Biayanya kami tanggung. Lembaga kami. Sebab, pasien dari keluarga sangat sederhana dan tak punya BPJS.”

Siapa Raya? Dia anak tunggal pasangan suami istri Udin, 32, dan Endah, 38. Keduanya sama-sama ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Udin bekerja di kebun milik orang, dibayar ala kadarnya.

Keluarga itu tinggal di rumah panggung kecil di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. 

Persis di bawah rumah panggung itu adalah kandang ayam milik kerabat Raya bernama Edah, 40. Maka, sehari-hari Raya dirawat bergantian oleh beberapa kerabat, antara lain, Edah.

Sehari-hari Raya dibiarkan main di sekitar rumah, terutama di tanah di bawah rumah panggung itu. Bermain dengan ayam. Kadang, kerabatnya mengirim makanan. Kadang tidak. Karena mereka sama-sama orang miskin.

Kategori :